Jakarta,sorotkabar.com –Kehadiran sekolah rakyat menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia. Sekolah ini tidak menuntut nilai tinggi atau sederet prestasi untuk bisa masuk, tetapi cukup satu syarat yakni berasal dari keluarga miskin atau sangat miskin.
Pengamat Pendidikan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jejen Musfah menyebut, sekolah rakyat sebagai kebijakan yang anti-mainstream.
Menurutnya, selama ini berbagai program pendidikan selalu menetapkan standar ganda yakni siswa yang miskin tetapi harus berprestasi. Ia menilai sekolah rakyat membalik logika tersebut.
“Ini merupakan momentum bagi para siswa yang jauh dari kata privilege, peluang dari pemerintah untuk terputus dari garis kemiskinan. Meskipun masih jauh, karena level sekolah mereka harus S1, S2, S3,” ujar Jejen Musfah dalam dialog di program BeritaSatu Utama, Sabtu (5/7/2025).
Lebih jauh, Jejen optimistis program ini dapat menjadi jembatan bagi siswa miskin untuk bisa menempuh pendidikan tinggi, bahkan bukan hanya di perguruan tinggi favorit dalam negeri, tetapi juga kampus kelas dunia di luar negeri.
Menurutnya, apabila dijalankan secara konsisten dan dengan pengawalan kualitas yang ketat, program sekolah rakyat berpotensi menjadi terobosan strategis dalam sejarah pendidikan sosial di Indonesia.
“Bukan karena jumlah atau kecepatan peluncurannya, tetapi karena keberpihakannya kepada golongan masyarakat yang selama ini tertinggal,” kata Jejen.
Sementara itu, menurut keterangan Tenaga Ahli Kementerian Sosial Andy Kurniawan, kurikulum pembelajaran yang diterapkan tetap mengacu pada standar nasional, tetapi dengan adaptasi metode penyesuaian dengan kondisi peserta didik.
“Anak-anak ini akan belajar akademik seperti biasa pada pagi hingga siang hari.
Tetapi sore hingga malam, waktunya diisi dengan pembinaan karakter, pelatihan keterampilan, dan pendidikan kebangsaan,” jelas Andy.(*)