Tragedi Khitan Picu Kekhawatiran, Roni: Pilihlah Operator yang Kuasai Metode

Tragedi Khitan Picu Kekhawatiran, Roni: Pilihlah Operator yang Kuasai Metode
Ns Roni Saputra, S.Kep, M.Kes.

Pekanbaru,sorotkabar.com – Musim libur sekolah identik dengan pelaksanaan khitan bagi anak-anak.

Namun, kekhawatiran orang tua meningkat tajam setelah insiden viral alat kelamin anak terpotong saat dikhitan. Tragedi ini memicu kecemasan luas di tengah masyarakat.

Menanggapi fenomena tersebut, praktisi khitan sekaligus dosen Fakultas Kedokteran dan Farmasi Universitas Abdurrab, Ns Roni Saputra, S.Kep, M.Kes, menegaskan bahwa insiden fatal tersebut bisa dicegah jika prosedur dilakukan dengan benar dan hati-hati.

"Proses khitan yang aman dimulai dari persiapan fisik dan mental anak. Pasien dan orang tua diajak berdoa serta membersihkan area yang akan dikhitan. Setelah itu dilakukan pembiusan yang tepat hingga menembus fascia Bach, agar anak tidak merasa nyeri saat tindakan dilakukan," ujarnya senin (23/6/2025).

Roni menjelaskan, keberhasilan pembiusan bisa diuji dengan menjepit ringan kulit luar penis. Bila anak terlihat rileks, tindakan dapat dilanjutkan. Titik paling krusial, menurutnya, adalah saat pemotongan kulup.

"Di sinilah ketelitian operator diuji. Posisi glans penis harus benar-benar aman, termasuk foreskin, glans, dan batang penis yang terdiri dari corpus cavernosum dan corpus spongiosum," jelasnya.

Ia mengingatkan, jika menggunakan metode amputasi seperti bisturi, gunting, laser, atau kauter, klem tidak boleh menjepit batang penis. Meskipun efek bius bekerja baik dan anak tidak merasa sakit, batang penis bisa saja terpotong tanpa disadari.

Roni menyarankan agar orang tua tidak mudah tergiur iklan layanan khitan di media sosial. Konsultasi langsung dengan tenaga medis atau operator khitan sangat penting sebelum tindakan dilakukan.

"Tidak semua operator memahami semua metode khitan. Pilih metode yang benar-benar dikuasai operator untuk menjaga keselamatan anak," tambahnya.

Usai tindakan, Roni menekankan pentingnya perawatan pasca khitan. Kebersihan alat kelamin anak harus dijaga, asupan gizi tinggi seperti ikan, ayam, dan daging perlu diberikan, serta anak dibolehkan beraktivitas ringan di rumah. Anak sudah bisa mandi seperti biasa tiga hari setelah khitan.

Roni menyebut usia ideal khitan dimulai sejak bayi usia tujuh hari hingga sebelum akil baligh atau sebelum kelas 6 SD. Khitan bukan sekadar prosedur medis, tapi juga ritual sakral.

"Khitan adalah bentuk kehormatan bagi laki-laki, bagian dari pemuliaan nilai sosial dan agama. Karena itu, persiapan, pelaksanaan, dan perawatan harus dilakukan secara menyeluruh dan profesional," tutupnya yang juga pendiri Rumah Sehat Islamic Nurse. (*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index