Amerika Minta China Bujuk Iran Tak Tutup Selat Hormuz

Amerika Minta China Bujuk Iran Tak Tutup Selat Hormuz
Ilustrasi Selat Hormuz. (Istimewa/Istimewa)

Iran, sorotkabar.com - Iran mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz, setelah serangan yang dilakukan Amerika Serikat (AS). Selat tersebut merupakan titik strategis jalur pasokan energi seluruh dunia.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meminta China untuk mencegah Iran menutup Selat Hormuz, salah satu rute perdagangan minyak mentah terpenting di dunia.

"Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka," kata Rubio seperti dilansir dari Fox News (23/5/2025).

Sementara itu, media milik pemerintah Iran melaporkan bahwa parlemen Iran mendukung penutupan Selat Hormuz, mengutip seorang anggota parlemen senior.

Namun, keputusan akhir untuk menutup selat tersebut berada di tangan dewan keamanan nasional Iran, menurut laporan tersebut.

Upaya untuk memblokir jalur air sempit antara Iran dan Oman dapat menimbulkan konsekuensi yang mendalam bagi ekonomi global.

Sekitar 20 juta barel minyak mentah per hari, atau 20% dari konsumsi global, mengalir melalui selat tersebut pada tahun 2024, menurut Badan Informasi Energi.

Goldman Sachs dan firma konsultan, Rapidan Energy, mengatakan harga minyak dapat melonjak di atas US$ 100 per barel jika selat tersebut ditutup untuk jangka waktu yang lama.

Analis JPMorgan memandang risiko Iran menutup Hormuz sebagai risiko rendah, karena AS akan memandang tindakan tersebut sebagai deklarasi perang.

Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di OPEC, yang memproduksi 3,3 juta barel per hari. Iran mengekspor 1,84 juta barel per hari bulan lalu, dengan sebagian besar dijual ke China, menurut data dari Kpler.

"Itu akan menjadi luka yang ditimbulkan sendiri: menutup Selat itu akan menghentikan aliran ekspor minyak mentahnya ke China, menghentikan aliran pendapatan utama," kata analis minyak utama di Kpler, Matt Smith.(*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index