Jakarta,sorotkabar.com - Pelaku industri komoditas mineral dan batu bara mengakui bahwa kebijakan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat di era Donald Trump turut memberikan dampak negatif terhadap bisnis mereka.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail menyatakan, bahwa kebijakan proteksionis tersebut memicu efek domino pada sektor industri di berbagai negara, termasuk China yang menjadi mitra dagang utama Indonesia dalam ekspor batu bara.
Amerika Serikat (AS) diketahui akan menerapkan tarif impor terhadap sejumlah negara mitra dagangnya. Kebijakan ini diperkirakan berdampak pada kinerja ekspor produk China ke Negeri Paman Sam, yang merupakan salah satu pasar terbesar bagi produk buatan China.
Arsal menjelaskan bahwa penurunan kegiatan industri di China akan berdampak langsung pada konsumsi energi, terutama batu bara yang masih menjadi sumber energi utama bagi pabrik-pabrik di negara tersebut.
“Jika pertumbuhan industri atau ekonomi China melambat, maka aktivitas pabrik-pabrik yang menggunakan batu bara, termasuk dari Indonesia, juga otomatis menurun,” ungkap Arsal dalam konferensi pers Bukit Asam di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Untuk mengantisipasi dampak tersebut, PTBA terus memperluas pasar ekspor batu bara ke berbagai negara lain. Selain China dan India yang selama ini menjadi pasar utama, PTBA juga membidik negara-negara strategis lainnya seperti Thailand, Vietnam, dan Jepang.
Arsal menyebutkan bahwa perusahaan telah menyiapkan strategi ekspansi yang matang dengan memperhatikan dinamika pasar global. Pada tahun 2025, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 50,05 juta ton dan penjualan sebesar 50,09 juta ton.
“Ekspor PTBA tidak hanya ke China dan India. Kami juga telah memperluas pasar ke Vietnam, Thailand, Korea, dan sebagian ke Jepang,” pungkas Arsal.(*)