Pangkalan kerinci,sorotkabar.com – Asian Agri melalui unit bisnisnya, PT Inti Indosawit Subur (PT IIS), bersama Tanoto Foundation, menggelar Pelatihan 25 Keterampilan Dasar untuk kader Posyandu di Kabupaten Pelalawan, Riau, selama dua hari, 20–21 Mei 2025.
Pelatihan ini diikuti 30 kader dari 10 posyandu yang berasal dari Desa Delik, Desa Lalang Kabung, dan Kelurahan Pelalawan.
Kegiatan berlangsung di Aula Puskesmas Pelalawan dan merupakan bagian dari penguatan layanan posyandu berbasis integrasi layanan primer (ILP) yang berperan penting dalam percepatan penurunan angka stunting. Acara dibuka oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan, Yulda Santi, dan dipandu oleh tiga fasilitator dari Dinas Kesehatan.
Materi pelatihan mencakup pengelolaan posyandu, pelayanan bagi ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia, hingga remaja. Para kader juga mengikuti praktik langsung melalui simulasi pelayanan terpadu yang akan diterapkan di desa masing-masing.
Askep KKPA PT IIS, Destroni Hadinata Sinulingga, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam mendukung kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasional.
"Asian Agri percaya bahwa memperkuat peran kader posyandu berarti memperkuat fondasi pelayanan kesehatan di desa. Kader yang kompeten dapat membantu mencegah stunting sejak dini melalui layanan yang menyentuh langsung kelompok rentan," jelasnya.
Stunting Reduction Coordinator Tanoto Foundation, Dedi Triadi, menambahkan bahwa perhatian kader tidak boleh hanya terfokus pada anak dengan kondisi stunting, tetapi juga pada balita sehat yang berisiko.
"Keseimbangan pelayanan sangat penting. Kita ingin semua anak—baik yang sehat maupun yang berisiko—mendapatkan pemantauan dan layanan yang layak," ujarnya.
Dalam sambutannya, Yulda Santi menegaskan bahwa kader posyandu memiliki peran lebih dari sekadar penimbangan atau pelayanan teknis.
"Kader adalah penggerak di masyarakat. Mereka menyampaikan pesan kesehatan, mendampingi keluarga, mencatat perkembangan, dan menjadi jembatan informasi antara warga dan sistem kesehatan. Pelatihan ini akan memperkuat semua aspek peran tersebut," katanya.
Koordinator CSR Asian Agri Wilayah Riau, Eko Budi Christyanto, menekankan bahwa kegiatan ini adalah strategi kolaboratif antara perusahaan dan masyarakat dalam membangun sistem kesehatan desa yang tangguh.
"Melalui pelatihan ini, kami berharap kader dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya. Mereka bukan hanya pelaksana, tetapi juga pelopor yang mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan keluarga, terutama dalam konteks pencegahan stunting," jelasnya.
Kader posyandu diharapkan mampu menerapkan keterampilan yang telah dipelajari untuk mendukung pelayanan kesehatan di desa. Peran mereka menjadi kunci dalam memperkuat sistem posyandu dan mendorong perubahan nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Kolaborasi antara Asian Agri, Tanoto Foundation, dan pemerintah menjadi bukti nyata bahwa sinergi lintas sektor dapat mempercepat upaya pencegahan stunting secara berkelanjutan. (*)