Pekanbaru,sorotkabar.com – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau menunjukkan kecenderungan melambat pada Triwulan I 2025.
Meski demikian, inflasi bulan April tercatat masih dalam batas yang relatif terkendali.
Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Riau, Heni Kartikawati, Sabtu (24/5/2025).
DJPb mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau tumbuh positif namun melambat.
Konsumsi rumah tangga naik 4,86 persen (year-on-year), sementara Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh 1,17 persen.
Pertumbuhan ekspor masih menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 14,98 persen.
Namun di tengah dinamika tersebut, inflasi pada April 2025 tetap terjaga.
Inflasi bulanan tercatat sebesar 1,43 persen. Menurut Heni, kenaikan ini utamanya dipicu oleh berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik 50 persen, serta naiknya harga makanan, minuman, tembakau, dan emas.
"Meski terjadi peningkatan inflasi, angkanya masih tergolong terkendali. Kami terus memantau pergerakan harga dan kondisi makro daerah agar stabilitas tetap terjaga," ujar Heni.
Ia menambahkan, perlambatan ekonomi dipengaruhi oleh faktor global dan tekanan domestik yang memengaruhi aktivitas sektor riil.
Namun demikian, sektor industri pengolahan di Riau masih menunjukkan dinamika positif.
Ekspor daerah hingga akhir April mencapai USD6,39 miliar, dengan 96,89 persen didorong oleh industri pengolahan.
Sementara itu, impor bahan baku tercatat sebesar USD0,58 miliar dan didominasi oleh bahan penolong, yang menunjukkan aktivitas industri lokal tetap aktif memenuhi kebutuhannya.
“Ke depan, penting menjaga keseimbangan antara pengendalian harga dan stimulasi sektor riil.
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif,” jelasnya.
Heni juga menekankan perlunya kebijakan fiskal yang adaptif untuk menjaga kelangsungan pembangunan ekonomi daerah dalam menghadapi tantangan global yang masih berlangsung. (*)