Tekanan Global ke Israel Meningkat, Hentikan Kekejaman di Gaza!

Tekanan Global ke Israel Meningkat, Hentikan Kekejaman di Gaza!
Sebuah truk bermuatan bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza menuju perlintasan Kerem Shalom saat petugas polisi perbatasan mencegah aktivis memblokir jalan di Israel selatan, Rabu, 21 Mei 2025. (AP/AP)

Gaza,sorotkabar.com – Tekanan internasional terhadap Israel kian meningkat seiring seruan dari puluhan negara Eropa agar menghentikan operasi militer intensif di Gaza dan membuka akses lebih luas bagi bantuan kemanusiaan.

Serangan terbaru Israel di wilayah tersebut pada Selasa (20/5/2025) kembali menewaskan puluhan orang.

Seorang jurnalis AFP melaporkan bahwa beberapa truk bantuan berhasil memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom dari sisi Israel. Ini merupakan pengiriman pertama yang diizinkan sejak Israel memberlakukan blokade total pada 2 Maret 2025, yang menyebabkan kelangkaan pangan dan obat-obatan secara besar-besaran.

Situasi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza telah memicu kecaman global. Uni Eropa menyatakan tengah meninjau kerja sama perdagangannya dengan Israel akibat dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Keputusan tersebut diambil usai pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa pada Selasa.

Diplomat utama Uni Eropa (UE) Kaja Kallas menyampaikan bahwa mayoritas kuat dari 27 negara anggota mendukung langkah tersebut.

"Negara-negara (Eropa) melihat bahwa situasi di Gaza tidak dapat dipertahankan dan yang kami inginkan adalah membuka blokir bantuan kemanusiaan," ujarnya.

Swedia bahkan menyatakan akan mendesak UE menjatuhkan sanksi terhadap para menteri Israel.

“Karena kami tidak melihat adanya perbaikan yang jelas bagi warga sipil di Gaza, kami perlu meningkatkan nada bicara lebih jauh,” ujar Menteri Luar Negeri Swedia Maria Malmer Stenergard.

Dari Inggris, respons terhadap Israel juga tidak kalah tegas. Pemerintah Inggris menangguhkan perundingan perdagangan bebas dengan Israel.

Mereka juga memanggil duta besar Israel, serta menjatuhkan sanksi kepada para permukim di wilayah pendudukan Tepi Barat.

“Memblokir bantuan, memperluas perang, mengabaikan kekhawatiran teman dan mitra Anda. Ini tidak dapat dipertahankan dan harus dihentikan,” tegas Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy.

Menanggapi tekanan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Oren Marmorstein menyatakan bahwa tekanan eksternal tidak akan mengalihkan Israel dari jalannya dalam mempertahankan keberadaan dan keamanannya.

Sementara itu, COGAT, badan di bawah Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina, menyebutkan bahwa sebanyak 93 truk PBB yang membawa bantuan kemanusiaan, termasuk tepung untuk toko roti, makanan bayi, peralatan medis, dan obat-obatan farmasi telah dipindahkan ke Gaza pada hari Selasa.

Namun, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric mengungkapkan masih banyak kendala dalam penyaluran bantuan.

"Hari ini, salah satu tim kami menunggu beberapa jam hingga lampu hijau Israel untuk mengambil pasokan nutrisi. Sayangnya, mereka tidak dapat membawa pasokan tersebut ke gudang kami," katanya.

Kepala Kemanusiaan PBB Tom Fletcher menyebutkan bahwa jumlah bantuan yang masuk masih sangat minim. "Setetes air di lautan dari apa yang sangat dibutuhkan," ujarnya.

Ia memperingatkan bahwa 14.000 bayi bisa meninggal dalam 48 jam ke depan jika bantuan tidak segera tiba.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyampaikan bahwa meskipun jumlah bantuan yang dikirim belum memadai, keputusan Israel untuk mengizinkan pengiriman kembali merupakan langkah awal yang positif.

Militer Israel terus meningkatkan intensitas serangan sejak akhir pekan, dengan target utama kelompok Hamas.

"Serangan udara semalam dan pada Selasa dini hari menewaskan 44 orang, sebagian besar anak-anak dan wanita, serta puluhan lainnya terluka," kata juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal.

Ia juga melaporkan bahwa 15 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah pom bensin dekat kamp pengungsi Nuseirat, dan delapan lainnya tewas akibat serangan terhadap sekolah di Kota Gaza yang menjadi tempat pengungsian warga sipil.

Pihak militer Israel menyatakan kepada AFP bahwa mereka menyerang seorang teroris Hamas yang beroperasi dari dalam pusat komando dan kendali.

Namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai serangan lainnya.

Di lokasi pom bensin, seorang warga bernama Mahmoud Al-Louh terlihat membawa kantong berisi potongan tubuh setelah serangan Israel. “Mereka adalah warga sipil, anak-anak yang sedang tidur. Apa salah mereka?” katanya kepada AFP .(*) 
l

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index