Serangan Junta Myanmar di Tengah Gencatan Senjata Tewaskan 17 Siswa

Serangan Junta Myanmar di Tengah Gencatan Senjata Tewaskan 17 Siswa
Tentara Myanmar bersiaga usai serangkaian bentrokan berdarah dalam beberapa pekan terakhir antara pasukan keamanan dan Tentara Arakan di negara bagian Rakhine barat. (AFP/Dokumentasi)

Yangon,sorotkabar.com - Serangan udara yang dilancarkan oleh junta militer Myanmar pada Senin (12/5/2025) telah menewaskan sedikitnya 17 siswa dan melukai 20 lainnya di sebuah sekolah yang berada di wilayah yang dikuasai oposisi.

Menurut pihak oposisi, serangan itu terjadi meskipun gencatan senjata telah diberlakukan pascagempa bumi dahsyat.

Sekolah tersebut dikelola oleh Pemerintah Persatuan Nasional (National Unity Government/NUG) dan terletak di Kota Depayin, wilayah Sagaing, Myanmar tengah, sekitar 160 kilometer di utara Mandalay, tidak jauh dari episentrum gempa bumi yang terjadi pada 28 Maret 2025 lalu.

"Berdasarkan informasi yang kami terima sejauh ini, sebanyak 17 siswa tewas dan 20 lainnya mengalami luka-luka," kata juru bicara NUG, Nay Phone Latt.

Ia juga menambahkan bahwa beberapa korban mungkin masih hilang akibat kerusakan parah yang ditimbulkan oleh bom, sehingga jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah.

Myanmar telah berada dalam kondisi konflik berkepanjangan sejak kudeta militer pada 2021.

Junta Myanmar terus berjuang mempertahankan kekuasaan di tengah gelombang perlawanan dari pasukan etnis minoritas dan kelompok pro-demokrasi yang tergabung dalam NUG.

Upaya junta militer Myanmar untuk mengendalikan situasi belum menunjukkan hasil signifikan karena terus kehilangan dukungan dari masyarakat.  

Ketika dihubungi oleh Reuters, juru bicara junta Myanmar menolak memberikan komentar terkait serangan tersebut.

Pekan lalu, junta militer Myanmar menyatakan akan memperpanjang gencatan senjata pascagempa hingga 31 Mei 2024.

Gencatan ini pertama kali diumumkan pada awal April sebagai bentuk dukungan terhadap upaya kemanusiaan, mengikuti langkah serupa dari kelompok bersenjata anti-junta.

Meski demikian, serangan udara dan penembakan artileri masih terjadi di berbagai wilayah Myanmar.

Pemerintah bayangan NUG, yang terdiri atas sisa pemerintahan sipil hasil pemilu yang digulingkan oleh militer, terus melawan dominasi junta Myanmar bersama kelompok perlawanan sipil lainnya.(*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index