Kekurangan ini menyebabkan keterlambatan perkembangan, melemahnya kekebalan tubuh, kerentanan yang lebih tinggi terhadap penyakit, dan dalam kasus yang parah, kematian.
Kantor Media Pemerintah sebelumnya mengumumkan 57 warga telah gugur sebagai syuhada akibat kekurangan gizi dan kelaparan parah di Jalur Gaza.
Kematian ini disebabkan oleh penutupan semua perlintasan selama 62 hari berturut-turut.
“Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera bertindak menghentikan bencana kemanusiaan ini,” bunyi pernyataan yang diterima Republika, Sabtu.
Sementara, ribuan anak-anak Palestina di Jalur Gaza juga menghadapi peningkatan ancaman kelaparan seiring dengan berlanjutnya blokade Israel terhadap makanan, air dan pasokan penting lainnya ke wilayah tersebut.
Badan hak-hak anak PBB (UNICEF) mengatakan pada Jumat bahwa lebih dari 9.000 anak telah dirawat karena kekurangan gizi akut sejak awal tahun ini.