Pekanbaru,SorotKabar.com – Universitas Lancang Kuning (Unilak) kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan adat dan budaya Melayu Riau. Menjelang pengukuhan tiga guru besar, Unilak melibatkan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dalam prosesi adat yang akan digelar pada Selasa (15/4/2025) di Aula Pustaka Unilak.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi Melayu, Rektor Unilak, Prof Dr Junaidi, SS, MHum, PhD, secara langsung melakukan prosesi Sorong Tepak Sirih ke kediaman Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri HR Marjohan Yusuf. Prosesi ini merupakan simbol pembuka dalam budaya Melayu untuk menyampaikan maksud dan menjalin silaturahmi.
"Pengukuhan guru besar bukan hanya seremoni akademik, tetapi juga peristiwa budaya. Kami ingin prosesi ini disertai doa dan restu dari LAMR, sebagai bagian dari penghormatan terhadap nilai-nilai luhur Melayu," ujar Prof Junaidi, Jumat (11/4/2025).
Ia menegaskan bahwa tradisi tepuk tepung tawar menjadi bagian penting dari setiap acara pengukuhan di Unilak. Menurutnya, prosesi ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga simbol harapan dan keberkahan bagi para akademisi yang telah mencapai jabatan tertinggi.
"Ketika saya dikukuhkan dua tahun lalu, Datuk Seri juga yang menepuk tepung tawari saya. Itu menjadi kenangan yang penuh makna dan kehormatan," tambahnya.
Jemputan adat dari Unilak disambut hangat oleh Ketua Umum MKA LAMR, Datuk Seri HR Marjohan Yusuf. Ia mengapresiasi langkah Unilak yang terus menjaga warisan budaya Melayu di tengah arus modernisasi.
"Pelibatan adat dalam pengukuhan guru besar ini adalah bentuk konkret pelestarian budaya. Kami menyambut baik dan merasa bangga," ujar Marjohan.
Ia juga memastikan kehadiran LAMR dalam acara pengukuhan nanti. Menurutnya, kolaborasi antara dunia akademik dan lembaga adat seperti ini perlu terus diperkuat demi menjaga identitas budaya daerah.
"Insyaallah kami hadir di helat pengukuhan. Semoga Unilak terus melahirkan generasi berilmu, berbudaya, dan berdaya saing," tutupnya.(*)