Jakarta,SorotKabar.com - Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) mengkaji kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan Rapor Pendidikan 2025. PSPK menemukan persoalan kesenjangan capaian literasi dan numerasi.
"Kesenjangan capaian literasi dan numerasi antar wilayah masih cukup signifikan," tulis PSPK di unggahan Instagram @pspk_id dikutip Jumat, 28 Maret 2025.
Kesenjangan ini paling parah terjadi di wilayah Indonesia Timur di mana 3 dari 5 siswa kesulitan memahami soal sederhana. "Di wilayah Indonesia Timur, masih terdapat 3 dari 5 anak yang kesulitan memahami teks sederhana dan menyelesaikan soal matematika kontekstual sederhana," tulis PSPK.
Kesenjangan tersebut terjadi di hampir semua jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan masih banyaknya siswa mengalami learning loss.
PSPK menegaskan kesenjangan tersebut perlu diatasi. Pemerintah disarankan menggunakan pendekatan asimetris yang disesuaikan dengan kondisi tiap daerah.
"Strategi ini dapat berkaitan dengan pengalokasian anggaran pendidikan, pemerataan dan peningkatan kompetensi guru, dukungan peningkatan kualitas pembelajaran atau apa pun yang relevan," tulis PSPK. (*)