Pangkalan Kerinci, sorotkabar.com – Forest Stewardship Council (FSC), organisasi internasional yang fokus pada pengelolaan hutan berkelanjutan, menggelar dialog bersama pemangku kepentingan di Aula Bappeda Pelalawan, Senin (24/3/2025).
Acara ini bertujuan membahas implementasi kebijakan FSC dalam upaya pemulihan nilai sosial, budaya, dan ekologis hutan yang rusak akibat aktivitas industri.
Direktur Patala UnggulGesang (PUG), Nazir Foead, menegaskan bahwa keterlibatan perusahaan dalam skema FSC merupakan peluang untuk menjalankan usaha yang lebih adil dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
“FSC hadir bukan hanya soal bisnis ramah lingkungan, tapi juga tentang keadilan sosial. Perusahaan yang tergabung wajib memperhitungkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.
Nazir menyampaikan bahwa untuk mendapatkan sertifikasi FSC, perusahaan harus melakukan pemulihan terhadap kerusakan yang terjadi sejak 1994 hingga 2020. Langkah ini disebut sebagai proses remediasi.
“Perusahaan wajib memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Ini bagian dari komitmen agar tidak mengulangi kesalahan masa lalu, dan menebus dampak yang sudah dirasakan masyarakat maupun alam,” jelasnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan menurunkan tim ke berbagai desa yang terdampak untuk mendengarkan langsung suara warga serta menghitung kerugian yang harus dipulihkan oleh perusahaan.
“Kita tahu banyak konflik di lapangan. Tidak perlu ditutup-tutupi. Tim kami akan turun langsung ke desa untuk mendapatkan data valid soal dampak sosial dan ekonomi yang dialami warga,” ungkapnya.
Bupati Pelalawan, Zukri, menyambut baik kehadiran FSC dan mendorong agar program ini benar-benar menguntungkan masyarakat lokal.
“Kami mendukung penuh sepanjang program ini bisa memberi manfaat nyata untuk masyarakat. Kami terbuka kepada investor, tapi yang berpihak pada warga,” tegasnya.
Ia juga berharap keberadaan FSC mampu menjadi jalan penyelesaian berbagai konflik antara perusahaan, lingkungan, dan masyarakat yang selama ini kerap terjadi di Pelalawan.
“Harapan kita ke depan, tidak ada lagi konflik. Semua masalah yang ada bisa diselesaikan dengan cara yang adil,” pungkasnya.(*)