Pekanbaru,sorotkabar.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad mengalami kendala keuangan serius akibat pending pembayaran dari BPJS Kesehatan yang mencapai Rp59 miliar pada akhir 2024.
Direktur RSUD Arifin Achmad, drg. Wan Fajriatul Mamnunah, mengungkapkan kondisi ini saat menerima kunjungan kerja Gubernur Riau, Rabu (5/3/2025).
"Kami mengalami kesulitan keuangan karena pending BPJS yang cukup besar. Pada akhir 2024, nilainya mencapai Rp59 miliar," ujar Wan Fajriatul.
Ia menjelaskan bahwa tren pending BPJS ini tidak hanya terjadi di RSUD Arifin Achmad, tetapi juga di rumah sakit lain di Riau. Namun, karena jumlah pasien BPJS di RSUD Arifin Achmad mencapai 97%, dampaknya terhadap cash flow rumah sakit menjadi lebih signifikan.
"Mayoritas pasien kami adalah peserta BPJS dengan kasus-kasus berat. Hal ini membuat rumah sakit terus mengalami defisit. Kami berupaya meningkatkan pelayanan non-BPJS agar ada tambahan pemasukan operasional," tambahnya.
Selain itu, kerusakan alat-alat medis canggih seperti MRI dan Cathlab juga menjadi tantangan yang memengaruhi pelayanan serta pendapatan rumah sakit.
"Kerusakan alat ini berdampak langsung pada layanan pasien dan pendapatan rumah sakit," ujarnya.
Krisis keuangan ini juga menyebabkan keterlambatan pembayaran utang ke perusahaan farmasi, yang berujung pada kekosongan obat di rumah sakit.
"Kekurangan obat menjadi salah satu keluhan utama pasien. Kami berusaha mengatasi masalah ini, tetapi keterbatasan cash flow membuatnya cukup sulit," tutupnya. (*)