Nelayan Belakang Padang Hampir Tenggelam Akibat Manuver Kapal Marine Police Singapura di Perairan Pulau Nipah

Nelayan Belakang Padang Hampir Tenggelam Akibat Manuver Kapal Marine Police Singapura di Perairan Pulau Nipah
Mahadir (Kemeja warna peach), bersama Nelayan Belakang Padang, HNSI Kota Batam, dan HNSI Kepri. (Foto. Batamnews.co.id)

Batam, sorotkabar.com - Seorang nelayan asal Belakang Padang, Mahadir, hampir kehilangan nyawanya setelah terjatuh ke laut akibat ombak besar yang diduga sengaja diciptakan oleh manuver kapal cepat Marine Police Singapura. 

Insiden ini terjadi pada Rabu, 25 Desember 2024, di perairan Pulau Nipah, Kota Batam, saat Mahadir bersama beberapa rekan tengah memancing.

Menurut keterangan Mahadir, insiden bermula ketika ia bersama empat kapal nelayan lainnya sedang memancing di sekitar perbatasan laut Indonesia dan Singapura. Setelah lego jangkar, mereka didatangi oleh kapal patroli Marine Police Singapura yang menuding mereka melewati batas perairan Indonesia dan meminta mereka pergi.

"Polisi Singapura bilang, ‘Cik keluar dari sini.’ Tapi karena kami yakin ini masih perairan Indonesia, kami mengabaikan peringatan itu," ujar Mahadir, pada Jumat, 27 Desember 2024.

Merasa peringatannya tidak diindahkan, Marine Police Singapura diduga mengambil tindakan dengan bermanuver dalam kecepatan tinggi di sekitar kapal nelayan. Aksi ini menciptakan ombak besar hingga setinggi dua meter, yang kemudian menghantam perahu-perahu nelayan.

"Polisi Singapura itu memutar-mutar kapal sekitar 10 kali dengan kecepatan tinggi, sehingga ombak yang besar menghantam kapal kami. Saya terpental dari perahu dan jatuh ke laut," ungkap Mahadir.

Dalam kondisi darurat, Mahadir nyaris kehilangan nyawanya. Beruntung, rekan-rekannya bergerak cepat untuk menyelamatkannya. Sementara itu, kapal patroli Singapura disebut langsung meninggalkan lokasi setelah insiden tersebut terjadi.

"Saat saya jatuh ke laut, untung teman-teman cepat menolong saya. Kalau tidak, mungkin saya sudah tidak selamat," tambahnya dilansir dari Batamnews.co.id.

Atas kejadian ini, Mahadir bersama Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Batam-Kepri berencana mendatangi Konsulat Singapura di Batam. Mereka akan meminta penjelasan terkait tindakan Marine Police Singapura yang dianggap arogan dan hampir menelan korban jiwa.

"Kami tidak terima dengan tindakan tersebut. Saya bersama HNSI Batam dan Kepri akan mendatangi kantor Konsulat Singapura untuk meminta penjelasan atas insiden ini," tegas Mahadir.(*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index