BPOM Musnahkan Obat Berbahaya Senilai Rp 317 Miliar di Semarang BPOM Musnahkan Obat Berbahaya Senilai Rp 317 Miliar di Semarang

BPOM Musnahkan Obat Berbahaya Senilai Rp 317 Miliar di Semarang BPOM Musnahkan Obat Berbahaya Senilai Rp 317 Miliar di Semarang
BPOM memusnahkan berbagai jenis bahan obat berbahaya hasil penindakan Maret 2024 yang tersimpan di Rupbasan Semarang, Jumat (13/12/2024). (ANTARA/I.C. Senjaya)

Semarang,sorotkabar.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat prestasi besar dalam upayanya memberantas peredaran obat terlarang.

Jumat (13/12), BPOM memusnahkan barang sitaan senilai Rp317 miliar, hasil pengungkapan gudang produksi obat berbahaya di Kawasan Industri Candi, Kota Semarang, pada Maret 2024.

Kepala BPOM Taruna Ikrar menjelaskan bahwa barang-barang sitaan tersebut mencakup lebih dari satu miliar tablet obat siap edar, bahan baku, kemasan, 18 alat produksi, hingga dua unit truk yang digunakan untuk distribusi.

Barang-barang ini telah disimpan sementara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Semarang sebelum akhirnya dimusnahkan.

“Hasil uji laboratorium mengungkapkan kandungan berbahaya seperti trihexyphenidyl, tramadol, dan dextromethorphan pada obat-obatan tersebut. Ketiganya sering disalahgunakan dan membahayakan masyarakat,” ungkap Taruna.

BPOM menduga aktivitas produksi dan distribusi ini melibatkan sindikat besar yang beroperasi di Semarang. Sayangnya, hingga kini, pelaku utama di balik kasus ini masih buron. Meski begitu, Taruna menegaskan bahwa penyelidikan akan terus dilanjutkan.

“Kami tidak hanya menghancurkan barang bukti, tetapi juga memutus mata rantai distribusi obat terlarang ini. 
Penyidik kami akan memastikan sindikat ini dibongkar hingga tuntas,” ujarnya.

Nilai ekonomi obat-obatan tersebut yang mencapai Rp317 miliar membuat kasus ini menjadi salah satu pengungkapan terbesar BPOM sepanjang tahun.

Dalam operasi ini, ditemukan pula alat-alat produksi canggih yang diduga digunakan untuk memproduksi obat secara massal.

Pemusnahan barang bukti menjadi langkah tegas BPOM dalam melindungi masyarakat dari bahaya peredaran obat ilegal.

Dengan kasus ini, Semarang kembali menjadi sorotan sebagai salah satu pusat aktivitas produksi obat terlarang yang perlu diawasi dengan ketat. (*)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index