Jakarta, sorotkabar.com - Indonesia bakal memiliki bahan bakar minyak (BBM) yang rendah sulfur. BBM ini akan diluncurkan secara bertahap, di mulai dari wilayah Jakarta.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi mengatakan, BBM dengan sulfur tinggi menjadi salah satu penyumbang emisi. Sehingga dengan menggunakan BBM yang rendah sulfur menjadi upaya untuk menekan emisi agar kualitas udara tidak bertambah buruk.
"BBM rendah sulfur adalah sebuah kebutuhan. Karena kita semua tahu kualitas udara kita saat ini kurang bagus, dan salah satu penyebabnya adalah BBM kita yang mengandung sulfur yang tinggi," ujar Agus dalam keterangannya, Minggu (6/10/2024).
Ia menuturkan, saat ini pemerintah telah membuat peta jalan (road map) pelaksanaan pendistribusian BBM rendah sulfur.
Berdasarkan peta jalan itu, pendistribusian BBM bersulfur rendah jenis minyak solar bersulfur rendah pada tahap awal akan mulai didistribusikan di Jakarta, Cikampek dan Balongan.
Lalu pada periode berikutnya distribusikan ke Nusa Tenggara dan Kalimantan, dan tahap selanjutnya ke Sulawesi, Papua dan Maluku.
Sementara pendistribusian jenis bensin bersih bersulfur rendah tahap awal akan dimulai di daerah Sumatera bagian utara (Sumbagut), dilanjutkan ke Sumatera bagian selatan sebagian. Kemudian berlanjut ke Banten dan Jawa Tengah bagian utara, serta berlanjut pendistribusian ke Kalimantan Barat
"Road map pemanfataan BBM rendah sulfur sudah tersedia, tentunya pelaksanannya akan mengikuti road map tersebut," kata dia.
Menurut Agus, penggunaan BBM bersulfur rendah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi emisi yang menjadi pemicu naiknya suhu pemanasan global tersebut. Indonesia dalam enhanced nationally determined contribution (ENDC) menargetkan pengurangan emisi karbon menjadi 32 persen atau setara 912 juta ton CO2 di 2030, naik dari target sebelumnya yang sebesar 29 persen atau setara 835 juta ton CO2.
Langkah ini sekaligus menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mencapai target nol emisi atau net zero emission (NZE) pada tahun 2060. "Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar dampak buruk perubahan iklim tidak terus terjadi dan bertambah parah," kata dia.
Penurunan Harga BBM Sebelumnya, Deputi Transportasi dan Infrastruktur, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin mengatakan, pemerintah bakal mengurangi kandungan sulfur pada BBM subsidi.
Meski kualitasnya naik, namun harga BBM dijamin tidak naik. "Rencana pemerintah adalah menyediakan BBM rendah sulfur tanpa menaikkan harga BBM. Sehingga masyarakat mendapatkan akses BBM yang lebih berkualitas dan lebih bersih," ujar Rachmat di kantornya, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Saat ini BBM subsidi Pertamina memiliki kandungan sulfur yang jauh lebih tinggi dari standar sulfur Euro IV. Standar sulfur internasional berkisar di antara 50 ppm atau lebih rendah. Baca juga: Kementerian ESDM: Indonesia Butuh Investasi Rp 219 Triliun untuk EBT Ia mencontohkan, kandungan sulfur BBM Pertalite adalah 500 ppm, jauh di atas standar internasional. Bahkan, BBM Pertamax 92 juga masih berada di 400 ppm. Kandungan sulfur yang besar pada BBM dinilai tidak ramah bagi lingkungan maupun kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah ingin menurunkan kandungan sulfur pada BBM demi meningkatkan kualitasnya.
"Kita mau lakukan lebih bersih kualitasnya. Lebih tinggi kualitasnya, lebih bersih. Oleh sebab itu, kita perlu support Pertamina," kata Rachmat.(*)