Riset 5 Tahun, Bobibos Jadi BBM Ramah Lingkungan Saingan Pertamina

Riset 5 Tahun, Bobibos Jadi BBM Ramah Lingkungan Saingan Pertamina
Bensi ramah lingkungan Bobibos (Beritasatu.com/Saepul Jaenudin)

Bogor,sorotkabar. com – Produk bernama Bobibos (Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Boss) menjadi viral di media sosial. Inovasi bahan bakar ramah lingkungan asal Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, ini diklaim hemat, bersih, dan lebih murah dibandingkan BBM Pertamina.

Bobibos merupakan bahan bakar cair organik berbasis tumbuhan atau biofuel. Produk ini hadir dalam dua jenis, yakni Bobibos Merah untuk mesin diesel dan Bobibos Putih untuk mesin bensin.

“Berasal dari limbah pertanian, bahan bakunya sangat melimpah dan tidak perlu ditanam secara khusus. Cukup diolah langsung,” kata M Ikhlas Thamrin, founder Bobibos.

Ikhlas mengklaim harga Bobibos hanya sepertiga dari harga BBM Pertamina sekelas RON 98. Selain itu, emisi pembakarannya juga jauh lebih bersih. “Pembakaran sempurna, asapnya bersih tanpa bau khas bahan bakar fosil,” ujarnya.

Peluncuran Bobibos di Jonggol disaksikan langsung Anggota Komisi VII DPR, Mulyadi. Ia menyebut produk ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan impor BBM nasional.

“Kebutuhan BBM kita 1,5–1,6 juta barel per hari. Produksi dalam negeri hanya 850.000 barel. Sisanya, sekitar 500.000 barel, masih impor,” ujar Mulyadi.

Menurutnya, inovasi seperti Bobibos bisa membantu pemerintah menekan beban subsidi energi. “Kalau subsidi energi bisa dialihkan ke pendidikan dan kesehatan, gaji guru bisa lebih layak. Ini bentuk kemandirian energi,” jelasnya.

Mulyadi juga memastikan Bobibos sudah diuji dan mendapat sertifikasi dari Lemigas. “Nilai oktannya 98,1, lebih tinggi dari Pertamina Turbo yang 98. Artinya, kualitasnya sangat layak,” ujarnya.

Mulyadi menegaskan, Bobibos bukan pengganti bahan bakar fosil, melainkan alternatif energi baru terbarukan (EBT). “Kita tidak ingin bersaing. Ini hanya opsi untuk masyarakat. Ada kendaraan listrik, ada yang pakai BBM fosil, dan kini ada yang berbasis nabati,” kata Mulyadi.

Ia menambahkan, proses izin produksi dan distribusi tetap akan mengikuti regulasi dari pemerintah pusat. “Kita akan koordinasi dengan Dirjen Energi Baru Terbarukan terkait perizinan,” ujarnya.

Ikhlas menyebut riset Bobibos sudah dilakukan selama lima tahun dengan lebih dari seratus kali percobaan. Hasilnya, bahan bakar ini menghasilkan emisi mendekati nol. “Kita sudah uji, emisinya 0 dan kadar O?-nya naik. Artinya, pembakarannya sempurna,” katanya.

Menurutnya, bahan baku Bobibos bisa ditemukan di seluruh wilayah Indonesia tanpa tergantung jenis tanah. “Tanaman bahan baku ini tumbuh di mana saja, jadi bisa diproduksi dari Sabang sampai Merauke. Bobibos ini hadir untuk masyarakat. Murah, ramah lingkungan, dan karya anak bangsa,” tutup Mulyadi.(*) 
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index