Timnas Indonesia vs Irak, Menanti Auman Singa yang Tengah Tertidur

Timnas Indonesia vs Irak, Menanti Auman Singa yang Tengah Tertidur
Bek Timnas Indonesia Kevin Diks (kanan) merayakan gol dari titk penalti yang dicetaknya saat melawan Arab Saudi di Jeddah. (AP/AP)

Jakarta,sorotkabar.com — Pelatih Patrick Kluivert menganggap Timnas Indonesia sebagai singa yang tengah tertidur saat kalah melawan Arab Saudi. Namun, dia meyakinkan “singa yang tengah tertidur” ini akan kembali mengaum dan menunjukkan keperkasaannya saat melawan Irak, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB.  

Skor 2-3 memang terlihat ketat, tetapi kenyataannya Timnas Indonesia benar-benar kewalahan saat menghadapi Arab Saudi pada laga pertama grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, Kamis (10/10/2025).

Lima gol yang tercipta seolah menggambarkan duel seimbang, tetapi di lapangan, Elang Hijau tampil dominan sejak awal dan membuat skuad Garuda kesulitan keluar dari tekanan.

Pelatih Patrick Kluivert kembali memakai formasi 4-2-3-1, sistem yang belum benar-benar teruji di level tinggi. Formasi ini memang membawa kemenangan besar 6-0 atas Taiwan pada laga uji coba bulan lalu, tapi kemenangan itu tak bisa dijadikan tolok ukur karena perbedaan kekuatan yang jauh, Indonesia berada di peringkat 119 dunia, sedangkan Taiwan di posisi 173.

Ujian sesungguhnya muncul saat menghadapi Lebanon di FIFA match day berikutnya. Meski menguasai 83% bola, Indonesia gagal mencetak satu pun tembakan tepat sasaran dari sembilan percobaan.

Pendekatan serupa kembali digunakan di Jeddah. Duet Jay Idzes dan Kevin Diks di jantung pertahanan bersama Yakob Sayuri dan Dean James di sisi bek sayap tak mampu menahan gempuran lawan. Di lini tengah, duet Marc Klok dan Joey Pelupessy kesulitan menjaga keseimbangan permainan, sementara Ricky Kambuaya kehilangan sentuhannya.

Di lini depan, Ragnar Oratmangoen yang diplot sebagai striker tampil tumpul tanpa satu pun tembakan. Beckham Putra dan Miliano Jonathans di sisi sayap juga gagal memberikan ancaman berarti. Alhasil, permainan Indonesia tampak tanpa arah—menyerang tidak efektif, bertahan pun rapuh.

Statistik mempertegas dominasi Saudi dengan penguasaan bola 555 berbanding 455, tembakan 17 berbanding 10, dan umpan sukses 306 melawan 240. Dalam duel dan tekel pun Indonesia kalah jauh, hanya unggul dalam jumlah intersep (11) dan sapuan (30).

Kluivert menyebut anak asuhnya sudah “berjuang seperti singa”, tetapi semangat itu belum tampak dalam permainan. Garuda terlihat pasif dan terlalu sopan menghadapi agresivitas tuan rumah. Tidak ada pergerakan tanpa bola, transisi lambat, dan kreativitas minim.

Perubahan baru dilakukan pada babak kedua dengan masuknya Thom Haye dan Ole Romeny, tetapi keputusan itu dinilai terlambat.

Performa ini menunjukkan kemunduran dibanding pertemuan tahun lalu di Jeddah, saat Indonesia mampu menahan imbang Saudi 1-1 meski dengan skuad yang secara kualitas lebih rendah. Dua penalti dari Kevin Diks kali ini hanya menyelamatkan Garuda dari kekalahan lebih telak, karena tanpa hadiah tersebut, skor besar kemungkinan mencerminkan dominasi penuh tuan rumah.

Dengan hasil ini, tekanan terhadap Kluivert meningkat. Strategi “singa yang tertidur” yang ia terapkan dinilai membuat Garuda kehilangan naluri menyerang, seolah taring dan cakarnya tumpul di medan pertempuran.

Namun, pelatih asal Belanda itu yakin Timnas Indonesia akan mengaum dan menunjukkan taringnya saat melawan Irak. Dia yakin pasukannya akan bermain lebih baik dalam pertandingan kedua ini dan membuka peluang meraih tiket ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.(*)

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index