Jakarta,sorotkabar.com - Indonesia menegaskan komitmen dalam transisi menuju pelayaran hijau sebagai upaya pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor maritim. Hal ini dibahas dalam forum “Penetapan Langkah Strategis Indonesia dalam Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca di Bidang Pelayaran” yang digelar Kementerian Luar Negeri.
Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menekankan pentingnya strategi ini bukan hanya sebagai kewajiban global, melainkan juga peluang besar bagi Indonesia.
“Transisi pelayaran hijau bukan sekadar kewajiban internasional, tetapi juga peluang strategis bagi Indonesia untuk melindungi laut dan meningkatkan daya saing ekonomi,” ujarnya dikutip pada Rabu (1/10/2025).
Diskusi juga menghadirkan Direktur Operasi Bisnis Klasifikasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Arief Budi Permana. Ia menekankan kehadiran BKI mencerminkan dukungan nyata bagi upaya Indonesia dalam merumuskan strategi bersama menghadapi tantangan transisi menuju pelayaran rendah emisi.
Sementara, Direktur Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri Tri Purnajaya menambahkan bahwa data emisi yang akurat menjadi fondasi kebijakan.
“Pendataan emisi gas rumah kaca yang komprehensif dari sektor pelayaran adalah kunci agar langkah pengurangan emisi bisa terukur dan tepat sasaran,” katanya.
Kemudian, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim KLH Ary Sudijanto menilai kesepakatan internasional perlu dimanfaatkan untuk mempercepat perubahan di sektor pelayaran nasional.
“Kesepakatan IMO Net Zero Framework adalah momentum penting. Kita harus memanfaatkannya untuk mempercepat transformasi menuju pelayaran rendah emisi,” ujarnya.
Forum ini juga menyoroti adopsi kebijakan IMO Net Zero Framework (IMO NZF) yang akan masuk dalam amandemen MARPOL Annex VI pada Oktober 2025. Langkah tersebut dipandang sebagai momentum penting untuk memperkuat komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement sekaligus memperkuat daya saing ekonomi maritim.
Para panelis menekankan bahwa keputusan yang diambil saat ini akan berdampak jangka panjang.
“Langkah yang kita ambil hari ini akan menentukan kualitas udara, laut, dan kehidupan generasi mendatang,” disampaikan dalam diskusi.
Sebagai negara kepulauan, transformasi menuju pelayaran ramah lingkungan dipandang vital untuk perdagangan, mobilitas nasional, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan laut Indonesia.(*)