Pusat Rehabilitasi di Bangka Belitung Kewalahan Tampung Buaya

Minggu, 21 September 2025 | 23:09:18 WIB
Pusat rehabilitasuli buaya di Bangka Belitung. (Beritasatu.com/Irwan Setiawan)

Pangkalpinang,sorotkabar.com – Konflik predator buaya dengan manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung makin sering terjadi akibat kerusakan alam dari aktivitas pertambangan yang masif.

Manajer PPS AlobiZ Foundation, Endi R Yusuf, mengatakan banyak buaya hasil tangkapan masyarakat akhirnya diserahkan ke pusat rehabilitasi.

“Saking banyaknya buaya yang kami terima dari masyarakat, kami sampai kewalahan,” ujar Endi, Minggu (21/9/2025).

Ia menjelaskan, kawasan Air Jangkang di Kabupaten Bangka menjadi satu-satunya tempat rehabilitasi satwa langka dan dilindungi di Bangka Belitung. Tempat ini merupakan bekas kawasan penambangan pasir timah yang kini dikelola oleh PPS Alobi Foundation.

Berbagai satwa liar hasil penindakan maupun serahan warga ditampung di lokasi ini sebelum dilepasliarkan kembali. Buaya menjadi satwa yang paling banyak direhabilitasi. Di Air Jangkang, terdapat dua kandang buaya, satu berukuran 3 x 4 meter untuk buaya di bawah tiga meter, dan kandang lain berukuran 30 x 40 meter untuk buaya dengan panjang lebih dari tiga meter.

“Buaya-buaya ini merupakan serahan warga akibat konflik dengan manusia di sejumlah wilayah Bangka Belitung. Jumlahnya sudah mencapai puluhan ekor,” jelas Endi.

Menurutnya, tingginya intensitas konflik buaya dengan manusia membuat jumlah serahan terus meningkat. Namun, pelepasliaran buaya ke habitatnya sulit dilakukan lantaran banyak sungai yang rusak akibat alih fungsi lahan.

“Untuk mengantisipasi penumpukan, sementara ini PPS Alobi tidak lagi menerima buaya konflik dari masyarakat. Kami berharap ada peran pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota untuk bersama-sama mencari solusi,” ujar Endi.
(*)ZZs3ex5w xxixi a

Terkini