Jakarta,sorotkabar.com – Pasar peralatan konstruksi Indonesia disebut tengah mengalami ekspansi pesat.
Sekretaris Jenderal T50 Asian Forum Jack Zhang memperkirakan ukuran pasar bisa mencapai 25.430 unit pada 2030, didorong pertumbuhan ekonomi serta pembangunan infrastruktur, energi, listrik, urbanisasi, dan pertambangan.
“Pada 2024, Indonesia memegang 39,53 persen pangsa pasar peralatan konstruksi ASEAN,” kata Jack saat membuka T50 Summit Asian Forum 2025 di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Jack menyebut pendapatan 50 produsen mesin tambang terbesar dunia mencapai 76,655 juta dolar AS pada 2024, turun empat persen dari tahun sebelumnya. Dari 50 perusahaan itu, 11 berasal dari AS, 13 dari Cina, 4 dari Jepang, 7 dari Jerman, 3 dari Swedia, 2 dari Finlandia, 2 dari Inggris, serta masing-masing 1 dari Austria, Australia, Belarus, Belgia, Kanada, Denmark, Polandia, dan Afrika Selatan.
Caterpillar dan Komatsu menempati posisi teratas, disusul Sandvik, Epiroc, Metso, dan Hitachi Construction Machinery di peringkat sepuluh besar. Menurut Jack, kelompok sepuluh besar ini menyumbang 72 persen dari total pendapatan produsen alat tambang global.
Pada kesempatan itu, Jack juga mengumumkan daftar 50 perusahaan angkat berat terbesar se-Asia 2025 berdasarkan T50 Lift Index. Daftar tersebut mencakup perusahaan dari 14 negara, di antaranya Cina, India, Indonesia, Jepang, Kuwait, Arab Saudi, Singapura, Turki, UEA, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam.
“Daftar ini dianggap sebagai barometer perubahan industri heavy lift dan penyewaan crane di kawasan Asia maupun di masing-masing negara,” ujar Jack.(*)