Beijing,sorotkabar.com – Sedikitnya delapan orang tewas akibat banjir bandang di China utara pada Minggu (17/8/2025), sementara empat lainnya masih hilang. Bencana ini terjadi di tengah musim hujan Asia Timur yang terus memicu kekacauan cuaca di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Banjir terjadi setelah sungai di padang rumput Mongolia Dalam meluap sekitar pukul 22.00 waktu setempat, Sabtu (16/8/2025). Luapan air menghanyutkan 13 orang yang tengah berkemah di pinggiran Kota Bayannur, pusat pertanian utama di wilayah tersebut. Satu orang berhasil diselamatkan.
China dilanda cuaca ekstrem sejak Juli 2025, dengan intensitas hujan jauh di atas normal. Kondisi ini memperburuk banjir di wilayah utara dan selatan, memaksa ribuan warga mengungsi dan mengancam kerugian ekonomi miliaran dolar. Para ahli mengaitkan pola cuaca ekstrem ini dengan dampak perubahan iklim.
Bayannur dikenal sebagai basis produksi biji-bijian, minyak, serta pusat pembiakan dan pengolahan domba nasional.
Sementara itu, di wilayah selatan China, penangguhan penangkapan ikan selama tiga setengah bulan di Provinsi Hainan resmi berakhir pada Sabtu. Namun, pemerintah tetap menginstruksikan kapal nelayan berlindung di pelabuhan akibat hujan lebat yang masih berlangsung.
Banjir di Mongolia Dalam menyusul hujan mematikan di Beijing sekitar 1.000 km dari lokasi tersebut pada akhir Juli lalu. Bencana itu menewaskan sedikitnya 44 orang dan memaksa lebih dari 70.000 warga mengungsi.
Sebagai respons, pemerintah pusat China pekan lalu mengumumkan tambahan dana bantuan bencana sebesar 430 juta yuan (sekitar US$ 59,9 juta). Dengan demikian, total dana yang telah digelontorkan sejak April 2025 mencapai sedikitnya 5,8 miliar yuan.(*)