Banjir Bandang Maut di Kashmir, Korban Tewas Jadi 60 Orang

Jumat, 15 Agustus 2025 | 21:32:05 WIB
Pasukan Tanggap Bencana Nasional India (NDRF) dan personel keamanan lainnya melakukan operasi penyelamatan setelah banjir bandang pada hari Kamis di Desa Chositi, Distrik Kishtwar, Kashmir yang dikuasai India, Jumat, 15 Agustus 2025.

Srinagar,sorotkabar.com – Tim penyelamat di Kashmir, India, menggunakan sekop dan alat gali untuk mencari korban selamat di bawah batu besar dan puing-puing pada Jumat (15/8/2025), sehari setelah banjir mendadak akibat hujan lebat menewaskan sedikitnya 60 orang dan membuat 200 orang lainnya hilang.

Bencana ini terjadi di Desa Chasoti pada Kamis (14/8/2025), saat tanah longsor dan banjir bandang menghantam para peziarah yang tengah berkumpul untuk makan siang sebelum mendaki ke situs keagamaan Machail Mata di Himalaya. Peristiwa ini menjadi bencana kedua di kawasan Himalaya dalam waktu kurang dari sepekan.

“Kami mendengar suara keras, lalu banjir bandang dan hujan es datang. Orang-orang berteriak, sebagian jatuh ke Sungai Chenab, dan lainnya terkubur di reruntuhan,” kata Rakesh Sharma, salah satu peziarah yang selamat.

Barang-barang milik korban seperti tas dan pakaian tampak berserakan di antara lumpur dan tiang listrik yang patah. Tim penyelamat menyeberangi jembatan darurat dengan tali untuk mengevakuasi korban dari wilayah terdampak.

Menurut Kepala Menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, sedikitnya 60 orang tewas, lebih dari 100 orang terluka, dan 200 orang masih hilang.

Kawasan Rawan Bencana
Pegunungan Himalaya dikenal rawan banjir dan tanah longsor. Namun, para ilmuwan memperingatkan intensitas dan frekuensi bencana semakin meningkat akibat perubahan iklim.

Machail Yatra, ziarah tahunan ke kuil Machail Mata—manifestasi Dewi Durga—biasanya dilakukan dengan berjalan kaki dari Chasoti, titik akhir jalur kendaraan.

Banjir bandang kali ini terjadi hanya seminggu setelah bencana serupa melanda Uttarakhand, India.

“Alam telah menguji kita. Dalam beberapa hari terakhir, kita menghadapi tanah longsor, hujan deras, dan bencana lainnya,” ujar Perdana Menteri Narendra Modi dalam pidato Hari Kemerdekaan ke-79 India.

Departemen Meteorologi India menjelaskan, hujan lebat ekstrem dengan curah di atas 100 mm per jam dapat memicu banjir mendadak, tanah longsor, dan kerusakan parah, terutama di wilayah pegunungan pada musim hujan.

Bencana serupa juga terjadi di negara tetangga. Di Nepal, sejak awal musim hujan pada Juni, tercatat sedikitnya 41 orang tewas, 21 orang hilang, dan 121 orang terluka akibat banjir, tanah longsor, hujan lebat, dan hujan es.

Sementara di Pakistan, lebih dari 50 orang tewas dalam semalam akibat banjir dan runtuhnya atap rumah di wilayah pegunungan utara. Di Kashmir yang dikuasai Pakistan, delapan orang tewas—termasuk enam anggota keluarga yang terkubur di rumah mereka—dan evakuasi wisatawan domestik masih berlangsung.(*)

Halaman :

Terkini