Pekanbaru,sorotkabar.com – Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Riau terus menunjukkan lonjakan signifikan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Riau mencatat, hingga Agustus 2025, jumlah pengguna aktif mencapai 1,1 juta orang atau tumbuh 19 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kepala Perwakilan BI Riau, Panji Ahmad menyebutkan, realisasi perluasan QRIS di Riau telah melampaui 800 persen. “Pertumbuhan ini menjadi bukti keberhasilan strategi BI mendorong inklusi keuangan digital di seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya saat Riau Economic Forum di Pekanbaru, Jumat (8/8).
Dalam kesempatan itu, BI juga memperkenalkan fitur baru QRIS Tap yang memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC). Dengan teknologi ini, pengguna cukup menempelkan perangkat ke mesin pembaca untuk melakukan pembayaran, membuat proses transaksi lebih cepat dan praktis. Fitur ini telah diluncurkan secara nasional sejak Maret 2025.
Secara ekonomi, Riau memiliki posisi strategis dari lereng Bukit Barisan hingga Selat Malaka. Dengan 65 persen penduduk berusia produktif, Riau memiliki potensi besar sebagai pusat perdagangan dan investasi. Hingga Juni 2025, realisasi investasi mencapai hampir Rp13 triliun, tertinggi di Sumatera dan kesembilan nasional. Pertumbuhan ekonomi tercatat 4,59 persen secara tahunan, menempatkan Riau sebagai provinsi dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar keenam di Indonesia.
Namun, tantangan tetap ada, khususnya ketergantungan pada pasokan pangan dari luar daerah. Inflasi relatif terkendali, tetapi pasokan komoditas seperti cabai dan sayuran masih bergantung pada Sumatera Barat.
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah ditopang sektor minyak dan gas, perkebunan sawit, serta industri bubur kertas. “Hilirisasi menjadi kunci. Kami fokus pada pengembangan tiga koridor ekonomi – utara, selatan, dan tengah – untuk mendorong diversifikasi dan keberlanjutan pertumbuhan,” jelasnya.(*)