Suara Pengusaha dan Pelaku UMKM: Butuh Dukungan untuk Bertahan dan Berkembang

Jumat, 08 Agustus 2025 | 22:29:15 WIB
Ilustrasi: SorotKabar.com

Pekanbaru,sorotkabar.com - Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Riau ke-68, sektor ekonomi daerah menghadapi tantangan signifikan. Dua pelaku bisnis menyuarakan pandangan mereka yang mengharapkan perlunya dukungan pemerintah yang lebih konkret untuk memajukan perekonomian di tengah pengetatan anggaran dan persaingan pasar yang ketat.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Riau (PHRI), Nofrizal mengungkapkan bahwa perekonomian Riau saat ini masih menghadapi tantangan yang signifikan. Menurutnya, sektor ekonomi masih perlu digiatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Ia menjelaskan bahwa situasi saat ini berdampak pada dunia perhotelan dan pariwisata, terutama dengan adanya pengetatan anggaran di sektor kegiatan pemerintah.

“Sekarang pemerintah itu banyak mengurangi kegiatan di dalam ruangan, tentu ini berimbas ke kegiatan di hotel. Kegiatan-kegiatan di hotel berkurang, tapi kita tidak bisa hanya terpaku pada satu sektor. Kita harus mengejar sektor lain dengan mendapatkan wisatawan sebanyak-banyaknya," ujar Nofrizal, Jumat (8/8/2025).

Ia mengungkapkan beberapa event kegiatan yang ada di Riau dapat membantu meningkatkan perekonomian daerah. Namun, juga perlu melihat dari pelaku bisnisnya.

“Beberapa waktu lalu, kita ada event Bhayangkara Run, kemudian nanti Pacu Jalur. Belum lagi event-event kegiatan yang lain, jadi ini yang harus terus dipacu. Tapi, peningkatan perekonomian daerah juga harus dilihat dari pelaku bisnisnya sendiri. Kalau bisnisnya tidak berkembang dan tidak menaikkan tendensi positif, tentu ini tidak baik juga,” katanya.

“Tapi alhamdulillah sekarang, walaupun dengan kondisi yang kurang mengembirakan, tapi tetap jalan. Bisnis kuliner tetap jalan, pusat perbelanjaan juga, dan kita diakomodasi hotel itu juga sejalan. Ketika ada perjalanan, ada kuliner, tentu ada akomodasi,” tambahnya.

Selain itu, Nofrizal juga menyatakan bahwa defisit anggaran berpengaruh terhadap bisnis dan investasi, karena investor cenderung menunggu peluang yang tepat untuk berinvestasi.

“Orang berinvestasi itu tentu melihat peluang. Ketika peluang usahanya agak sedikit melambat, tentu investasi juga akan menunggu dan melihat,” cakap anggota DPRD Kota Pekanbaru itu.

Ia juga menekankan bahwa defisit anggaran pasti berdampak pada pembangunan dan terasa oleh pelaku usaha. “Iya, pasti itu. Kalau ada yang mengatakan tidak, dipertanyakan juga. Karena kami kan pelaku usaha, jadi terasa,” tambahnya lagi.

Meskipun demikian, dalam usia Provinsi Riau ke 68 Tahun ini, Nofrizal berharap bahwa pemerintah dapat melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan perekonomian daerah, seperti melakukan event-event kegiatan, promosi, dan meningkatkan transparansi dalam pemerintahan.

“Jangan uang itu disimpan, jangan uang itu diendapkan, tidak ada gunanya uang diendapkan. Uang itu harus diputar, sehingga perputaran uang itu membuat lajunya perputaran perekonomian masyarakat," tutupnya.


Demi Bisa Bertahan dan Berkembang

Hal yang sama juga dirasakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti Fauzan Khadafi. Pria yang menjalankan usaha penjualan produk minuman segar berupa "es jeruk" di Jalan Kaharudin Nasution, Kota Pekanbaru, Riau menilai pelaku usaha kecil dan menengah berada di tahap bertahan di tengah tantangan ekonomi yang cukup berat. Menurutnya, meski semangat pelaku usaha masih tinggi, situasi pasar yang fluktuatif dan daya beli masyarakat yang belum stabil membuat perkembangan usaha berjalan lambat.

“Kalau dilihat sekarang, banyak teman-teman pelaku UMKM yang sebenarnya punya produk bagus, tapi terkendala di pemasaran. Modal terbatas, biaya produksi naik, dan persaingan juga makin ketat. Jadi kebanyakan sekarang fokus di mode bertahan dulu, belum banyak yang bisa di ekspansi,” ujar Fauzan.

Ia mengungkapkan tantangan terbesar yang ia hadapi waktu pertama kali membuka usaha adalah keterbatasan modal dan akses pemasaran. Menurutnya, menjadi pelaku UMKM harus kreatif, terutama persaingan dengan pelaku UMKM lainnya yang juga menjual produk serupa.

“Modal jadi kunci. Kalau modal kurang, kita susah tingkatkan kapasitas produk, apalagi untuk pertama-pertama membuka usaha. Awal buka saya hanya fokus di satu menu, tapi rasanya stuck di situ aja, kemudian mencoba la kreatif menu-menu lain. Menjadi pelaku UMKM juga harus kreatif, bagaimana daya tarik produk kita pembeli,” jelasnya.

Dalam HUT ke-68 Tahun Provinsi Riau, Fauzan berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan lagi UMKM dan memprioritaskan program pembinaan serta dukungan pemasaran untuk UMKM.

Menurutnya, momentum ulang tahun Riau bisa menjadi ajang memperkenalkan produk-produk lokal ke pasar yang lebih luas. “Selain pariwisata, kita berharap UMKM di Riau juga bisa tembus pasar nasional bahkan internasional,” jelasnya.

Kata Fauzan, dukungan nyata dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk pelaku UMKM seperti dirinya. Mulai dari pelatihan pemasaran digital, bantuan modal, hingga mempermudah akses UMKM ke pameran dan marketplace.

“Kalau bisa pemerintah hadir bersama kami, bukan hanya saat acara seremonial, tapi benar-benar mendampingi kami. Kalau UMKM maju, pasti ekonomi Riau juga ikut maju,” imbuhnya.(*)

Terkini