2 Mahasiswa Gaza Palestina Belajar Spesialis Kedokteran di Unair

Jumat, 08 Agustus 2025 | 22:23:54 WIB
Dua pemuda asal Gaza, Palestina menempuh pendidikan spesialis kedokteran di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Surabaya,sorotkabar.com – Dua pemuda asal Gaza, Palestina menempuh pendidikan spesialis kedokteran di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Mereka membawa misi kemanusiaan dari tanah kelahiran yang dilanda konflik dan kekurangan tenaga medis.

Sebanyak 1.433 mahasiswa baru program pendidikan dokter spesialis, magister, spesialis, dan profesi Unair resmi dikukuhkan pada Jumat (8/8/2025). Di antara mereka, terdapat dua mahasiswa asing asal Palestina yang bertekad menyelesaikan studi spesialis untuk membantu negaranya yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan akibat serangan Israel.

Ibrahim MM Abusalem, mahasiswa baru program spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik, mengungkapkan, motivasinya memilih Indonesia karena mayoritas penduduknya muslim. Selain itu, Unair dikenal sebagai universitas berperingkat tinggi dengan tenaga pengajar multidisiplin yang mumpuni. Ia sempat mendaftar ke Jerman, tetapi akhirnya takdir membawanya ke Surabaya.

“Merupakan kehormatan bagi saya bisa berada di sini. Alhamdulillah, ada profesor dan dokter yang sangat baik, siap membantu, mengajar, dan membimbing saya. Harapan saya setelah lulus bukan untuk keuntungan pribadi, tetapi untuk kembali ke negara saya dan membantu masyarakat di sana,” katanya.

“Mereka membantu saya menemukan akomodasi, mengenalkan sistem di sini, bahkan menenangkan saya bahwa saya akan mendapat dukungan penuh. Semua itu membuat saya merasa berada di tempat yang tepat,” tambahnya.

Sementara itu, Ahmed Eliaan Shaker Abuajwa memilih program spesialis ilmu bedah saraf dengan alasan yang sangat personal. Ia menyebut keputusannya menempuh pendidikan di Surabaya sebagai sebuah pengorbanan.

“Motivasi terbesar saya adalah kesempatan belajar di salah satu pusat pendidikan terbaik di Indonesia dalam bidang bedah saraf. Ini kebanggaan besar bagi saya. Saya berasal dari Gaza, kami sangat membutuhkan ahli bedah saraf. Mengikuti pendidikan ini berarti saya harus berpisah sementara dari keluarga, tetapi ini sudah saya pikirkan dan sepakati bersama mereka. Meski ada kesempatan di universitas lain, saya tetap memilih Unair,” tutur Ahmed.

Saat ini, Gaza masih luluh lantak akibat serangan darat dan udara Israel yang telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat sebagian besar penduduk mengungsi, menghancurkan wilayah secara luas, dan memicu kelaparan parah.(*)

Halaman :

Terkini