Beijing,sorotkabar.com - Perang antara Thailand dan Kamboja tidak hanya berdampak pada kawasan Asia Tenggara, tetapi juga menciptakan dilema diplomatik tersendiri bagi China yang memiliki kepentingan ekonomi dan strategis besar di kedua negara.
Sebagai negara dengan pengaruh besar di kawasan, China selama ini menjalin hubungan erat dengan Thailand maupun Kamboja, baik dalam bentuk kerja sama ekonomi, militer, hingga penegakan hukum lintas batas.
Namun, pecahnya bentrokan bersenjata di perbatasan membuat Beijing harus berhati-hati dalam mengambil sikap.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers hari Kamis (24/7/2025) menegaskan bahwa Beijing mengambil posisi netral dan menolak berpihak dalam konflik ini.
“China tetap adil dan tidak memihak. Kami akan terus mempromosikan penyelesaian damai melalui cara kami sendiri,” ujar Guo, dikutip dari BBC pada Jumat (25/7/2025).
Guo juga menyampaikan Beijing siap mendukung proses perundingan damai, tetapi belum mengonfirmasi apakah Menteri Luar Negeri Wang Yi akan segera menghubungi para mitranya di Thailand dan Kamboja.
Kepentingan China di Kawasan
China memandang Asia Tenggara sebagai bagian penting dari “diplomasi tetangga”, pendekatan strategis untuk menjaga stabilitas di wilayah sekitar. Di Thailand dan Kamboja, China memiliki:
Investasi besar di bidang infrastruktur, termasuk proyek Belt and Road Initiative (BRI).
Hubungan perdagangan yang kuat, terutama dalam ekspor-impor energi, barang konsumsi, dan alat berat.
Kerja sama dalam latihan militer bilateral serta operasi bersama memerangi kejahatan siber lintas batas.
Oleh karena itu, setiap ketegangan di antara dua mitra pentingnya ini bisa mengganggu stabilitas regional dan mempersulit implementasi berbagai proyek strategis.
China dalam Posisi Sulit
Kondisi ini menempatkan Beijing dalam posisi yang sulit, terlalu vokal bisa membuat salah satu pihak tersinggung, namun terlalu pasif bisa menurunkan citra China sebagai kekuatan penengah kawasan.
Sebagai negara dengan pengaruh ekonomi dan politik yang signifikan di ASEAN, dunia menanti langkah konkret apa yang akan diambil China untuk meredakan perang Thailand-Kamboja, terutama di tengah kekosongan peran aktif dari kekuatan Barat.(*)