London,sorotkabar.com - Harga minyak naik meskipun ketegangan perdagangan global tampak mereda. Para analis memperkirakan rendahnya persediaan di Timur Tengah memunculkan kembali risiko sebagai faktor-faktor yang menopang pasar.
Minyak mentah Brent berjangka naik 17 sen atau sekitar 0,3% menjadi US$ 68,69 per barel pada pukul 10.50 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 35 sen atau 0,5% menjadi US$ 66,73 per barel.
Presiden AS Donald Trump mengatakan surat pemberitahuan ke beberapa negara tentang tarif AS akan segera dikirimkan. Dia pun menyinggung prospek kesepakatan dengan China terkait obat-obatan terlarang dan kemungkinan kesepakatan dengan Uni Eropa.
"Harga dalam jangka pendek diperkirakan akan tetap fluktuatif karena ketidakpastian mengenai skala akhir tarif AS dan dampaknya terhadap pertumbuhan global," kata analis Panmure Liberum, Ashley Kelty, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (17/7/2025).
Analis PVM Oil Associates, John Evans, menambahkan pasar minyak juga bereaksi terhadap skenario pengetatan persediaan. Pekan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa peningkatan produksi minyak tidak menyebabkan peningkatan stok minyak.
Serangan pesawat nirawak terhadap ladang minyak di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak, membuat negara tersebut harus memangkas produksi minyak mentah hingga 150.000 barel per hari, karena kerusakan infrastruktur memaksa beberapa penutupan.
"Indikator pasar minyak terus menunjukkan bahwa pasar fisik masih ketat. Namun, ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung dapat membebani prospek pertumbuhan permintaan minyak dan menimbulkan risiko penurunan harga," kata analis komoditas UBS, Giovanni Staunovo.(*)