Satgas Pangan Usut Dugaan Mafia di Kasus Beras Premium Oplosan

Kamis, 10 Juli 2025 | 23:06:08 WIB
Pedagang beras di pasar tradisional di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. (Beritasatu.com/Slamet Wibowo)

Grobogan,sorotkabar
.com - Satgas Pangan Polri ungkap perkembangan kasus dugaan mafia beras premium yang beredar di pasaran. Hingga kini Satgas Pangan sudah melakukan pemeriksaan terhadap delapan produsen dan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian.

Ketua Satgas Pangan Polri, Brigjen Pol Helfi Assegaf, mengungukapkan, Satgas pangan Polri tengah melakukan audit ratusan produsen dengan ratusan merk beras premium yang tidak sesuai ketentuan baik kualitas beras volume maupun harga eceran tertinggi (HET).

Saat ini, kasus tersebut masih ditangani tim Kementerian Pertanian. Sementara Satgas Pangan Polri mendampingi proses audit tersebut. Jika nanti dari hasil audit ditemukan unsur pelanggaran tindak pidana, maka kasus tersebut akan dilimpahkan ke polisi.

"Untuk pendalaman saat ini masih proses semuanya, masih dalam proses verifikasi. Dan ini auditnya melibatkan dari Kementerian Pertanian jadi beliau yang paling di kedepankan, jadi kita mendampingi.

Hasil auditnya nanti kalau ada ditemukan penyimpangan baru kita ambil alih kalau itu pidana," ungkap Brigjen Pol Helfi Assegaf, Kamis (10/7/2025).

Namun, jika hasil pelanggaran administratif akan diputuskan oleh tim audit Kementerian Pertanian untuk menentukan langkah penindakan lebih lanjut terhadap para produsen beras.

Ditanya perihal mafia beras, pihaknya belum bisa memastikan karena masih dalam proses lebih lanjut. "Kalau bicara mafia itu terlalu cepat, kalau mafia itu dari hulu sampai hilir itu satu kelompok ya kan. Ini kan belum nih, masih dalam proses audit," paparnya.

Meski demikian, dia menyebut sudah ada delapan perusahaan rekanan di Jakarta yang diperiksa polisi, produsen atau PT tersebut yang diduga ada keterlibatan dengan temuan beras premium tidak sesuai standar mutu pemerintah.

"Kalau sampai saat ini ada beberapa PT, kurang lebih tujuh sampai delapan iya itu di Jakarta, karena memang mereka suplai langsung ke situ," pungkasnya. (*) 
 

Terkini