Macet Makin Parah, Realisasi Fly Over Garuda Sakti Pekanbaru Dipertanyakan Masyarakat

Kamis, 26 Juni 2025 | 21:01:43 WIB
Antrean panjang kendaraan yang terjebak macet di Jalan Garuda Sakti, menjelang lampu merah Simpang Empat Panam. Foto diambil Kamis (26/6/2025) siang. (foto: idrusyamin/goriau)

Pekanbaru,sorotkabar.com – Kalangan masyarakat mempertanyakan realisasi pelaksanaan pembangunan proyek fly over Simpang Empat Panam, menyusul semakin parahnya tingkat kemacetan arus lalulintas yang terjadi setiap hari di Jalan Garuda Sakti, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Bina Widya ini.

Hasil pantauan lapangan, Kamis (26/6/2025) siang, antrean berbagai jenis kendaraan mengular panjang dari simpang lampu merah Garuda Sakti sampai ke simpang Jalan Kamboja.

Panjang kemacetan diperkirakan sampai 2 kilometer lebih. Kendaraan tampak jalan beringsut-ingsut hingga sampai lolos ke simpang lampu merah Garuda Sakti.

"Makin parah Pak macetnya. Kalau sudah jam 10 ke atas tak baik lagi, bisa 2 kilo macetnya ke simpang lampu merah (Garuda Sakti) itu.

Garuda Sakti ini kan cuma 1 lajur, sementara kendaraan makin siang makin banyak lewat Garuda Sakti, terutama truk-truk besar itu," kata Pak De, pemilik bengkel sepeda motor di Kilometer 1 Jalan Garuda Sakti kamis (26/6/2025).

Warga lainnya, Herman, seorang pedagang kelontong, mempertanyakan pelaksanaan pembangunan proyek fly over Garuda Sakti ini yang sebelumnya sempat digaungkan oleh Pemerintah Provinsi Riau.

"Kalau tidak salah, sudah 2 tahun lebih jugalah pemerintah kita menyatakan mau membangun fly over di simpang lampu merah itu, tapi sampai sekarang tak ada tampak pekerjaan apa pun di simpang itu. Fly over itu sudah sangat dibutuhkan sekali saat ini karena kondisi macet di Garuda Sakti ini dari hari ke hari makin parah," kata Herman.

"Hajab kita Pak. Bisa-bisa 1 jam lebih juga ni untuk bisa lolos dari antrean panjang macet di sini.

Kapan nih fly over tu dibangun, katanya mau dibangun, tapi tak ada perkembangannya," ujar Liza pula, seorang dosen UIN Suska Riau yang ditemui sedang terjebak macet di Kilometer 1 Jalan Garuda Sakti.

Liza mengaku mau ke Jalan Kubang Raya. Sialnya, begitu keluar dari jalan komplek perumahannya, dia langsung disambut macet panjang di Jalan Garuda Sakti. Menurut ceritanya, kemacetan parah sering ia temui di atas jam 10 atau 11 siang ke atas.

"Kalau pagi ada juga macetnya menjelang lampu merah Simpang empat itu, apalagi kalau lampu merah Simpang Empat Panam itu mati pula.

Tapi biasanya tak lama seperti ini. Mana cuaca makin panas lagi. Ini ujung macetnya bisa-bisa di simpang empat Jalan Melati ini. Mau ambil jalan alternatif lewat ke Jalan Teladan dan Merpati Sakti, wahh.. jalannya juga rusak berat," sebut Liza.

Belum Tuntas

Pembangunan flyover Simpang Empat Panam atau flyover Garuda Sakti ini terkesan sangat lamban karena sampai sejauh ini proses pembebasan lahannya belum sepenuhnya selesai.

Padahal Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau sebelumnya sudah menargetkan proses ganti rugi lahan flyover ini akan selesai Desember 2024 lalu.

Informasi terangkum, Pemprov Riau disebut telah melakukan sejumlah tahapan awal, termasuk pembebasan lahan.

Hingga pertengahan April 2024, sebanyak 89 dari total 94 persil tanah warga terdampak telah dibebaskan dengan anggaran Rp70 miliar. Namun untuk kelanjutan proyek dan ganti rugi penuh, diperlukan tambahan anggaran besar yang di luar kemampuan fiskal daerah saat ini.

Namun terkait ganti rugi lahan pembangunan flyover ini, pejabat terkait di Dinas PUPR-PKPPP Riau belum bisa dikonfirmasi. Sejumlah upaya konfirmasi yang dilakukan untuk mendapatkan penjelasan belum membuahkan hasil.

Gubernur Riau Abdul Wahid sebelumnya juga disebut sempat mengusulkan agar proyek fly over Garuda Sakti ini masuk dalam skema pembiayaan APBN, mengingat kondisi keuangan daerah yang saat ini tengah mengalami defisit.

Usulan ini disampaikan langsung Gubri Abdul Wahid kepada Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Roberth Rouw, dan anggota Komisi V, Syahrul Aidi Maazat, saat keduanya melakukan kunjungan kerja ke Riau, Kamis (19/6/2025) pekan lalu.

Menurut Gubri, keterbatasan fiskal daerah menjadi penghambat utama dalam menyelesaikan proyek flyover Garuda Sakti yang sudah lama dinantikan masyarakat.

“Kita siap dari sisi teknis dan legalitas lahan, tapi untuk pembebasan dan kelanjutan pembangunan fisik, kami berharap bantuan pusat. Kalau tidak ada campur tangan APBN, proyek ini sulit jalan,” kata Gubri ketika itu.

Flyover Garuda Sakti, kata Gubri, sangat krusial karena berada di salah satu simpul kemacetan terpadat di Pekanbaru.

Titik ini menjadi jalur utama penghubung Kota Pekanbaru dengan wilayah Kampar dan beberapa kawasan industri, perdagangan, serta permukiman padat penduduk.

Menurut Gubri, kemacetan yang terjadi setiap hari di kawasan Garuda Sakti telah berdampak signifikan terhadap produktivitas warga dan mobilitas logistik.

“Warga bisa habiskan lebih dari satu jam hanya untuk keluar masuk kota lewat Panam. Ini tidak hanya menyulitkan masyarakat, tapi juga menghambat ekonomi lokal,” papar Wahid. (*) 
 

Terkini