Iran-Israel Kembali Saling Serang, Ketegangan Memuncak

Sabtu, 21 Juni 2025 | 20:56:17 WIB
Ilustrasi serangan rudal Iran. (AP Photo/Leo Correa)

Yerusalem,sorotkabar.com — Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat setelah Iran dan Israel saling melancarkan serangan udara pada Sabtu (21/6/2025) dini hari, menyusul pernyataan Teheran yang menolak negosiasi terkait program nuklirnya selama berada di bawah ancaman.

Serangan dimulai sesaat setelah pukul 02.30 waktu setempat di Israel, ketika militer Israel mengeluarkan peringatan serangan rudal dari Iran. 
Sirene serangan udara terdengar di beberapa wilayah, termasuk Tel Aviv dan Tepi Barat.

Ledakan terdengar di langit Tel Aviv, memperlihatkan sistem pertahanan udara Israel beraksi. Pada saat bersamaan, Israel juga meluncurkan serangan balik terhadap lokasi peluncuran rudal dan infrastruktur militer di Iran, menurut pernyataan militer negara tersebut.

Dinas darurat nasional Israel Magen David Anom melaporkan sirene juga berbunyi di wilayah selatan.

Seorang pejabat militer menyebutkan bahwa Iran menembakkan lima rudal balistik, tetapi belum ada indikasi dampak langsung dari serangan tersebut.

Layanan darurat merilis gambar kebakaran di atap sebuah gedung di Israel tengah, yang diduga akibat serpihan rudal yang berhasil dicegat. Tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini.

Israel diketahui memulai serangan ke Iran pada Jumat pekan lalu, dengan alasan bahwa Teheran hampir menyelesaikan pengembangan senjata nuklir.

Iran membantah tuduhan tersebut dan menyatakan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. Sebagai balasan, Teheran meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel.

Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir, meskipun tidak pernah secara resmi mengakui atau menyangkalnya.

Menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di AS, serangan Israel telah menewaskan 639 orang di Iran, termasuk pejabat militer dan ilmuwan nuklir.

Di pihak Israel, pihak berwenang menyebutkan 24 warga sipil tewas akibat serangan Iran. Reuters belum dapat memverifikasi data korban secara independen.

Iran dilaporkan telah berulang kali menargetkan Tel Aviv, pusat bisnis dan ekonomi Israel yang juga menjadi lokasi berbagai fasilitas militer penting.

Pada Jumat, Israel mengeklaim telah menyerang puluhan target di Iran, termasuk fasilitas produksi rudal dan lembaga riset yang diyakini terlibat dalam pengembangan senjata nuklir di Teheran, serta instalasi militer di wilayah barat dan tengah Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menyatakan, tidak ada ruang untuk negosiasi dengan AS sampai agresi Israel berhenti.

Meskipun demikian, ia hadir dalam pertemuan di Jenewa untuk berdialog dengan para menteri luar negeri Eropa yang mencoba membuka kembali jalur diplomasi.

Presiden AS Donald Trump pada Jumat menegaskan bahwa ia butuh waktu 2 minggu untuk memutuskan apakah AS akan bergabung dalam konflik. "untuk melihat apakah orang-orang sadar atau tidak," katanya.

Trump juga menyatakan bahwa ia tidak akan menekan Israel untuk menghentikan serangan udaranya. "Saya pikir sangat sulit untuk mengajukan permintaan itu sekarang.

Jika ada yang menang, itu sedikit lebih sulit dilakukan daripada jika ada yang kalah, tetapi kami siap, bersedia, dan mampu, dan kami telah berbicara dengan Iran, dan kita akan lihat apa yang terjadi," katanya.

Pertemuan diplomatik di Jenewa tidak menunjukkan hasil signifikan. "Iran tidak ingin berbicara dengan Eropa. Mereka ingin berbicara dengan kami. Eropa tidak akan dapat membantu dalam hal ini," ujar Trump.

Menurut dokumen Departemen Luar Negeri AS yang dilihat Reuters, ratusan warga AS telah meninggalkan Iran sejak konflik udara dimulai.

Utusan Israel untuk PBB Danny Danon, menyatakan di hadapan Dewan Keamanan bahwa negaranya tidak akan menghentikan serangan sampai ancaman nuklir Iran dibongkar.

Sementara itu, utusan Iran Amir Saeid Iravani menyerukan tindakan segera dari PBB dan menyatakan keprihatinannya terhadap kemungkinan keterlibatan AS dalam perang.

Rusia dan China menyerukan de-eskalasi segera atas konflik yang dinilai membahayakan stabilitas kawasan.

Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa negaranya siap membahas pembatasan pengayaan uranium, tetapi menolak larangan total atas kegiatan tersebut, terutama di tengah serangan Israel.(*) 
 

Terkini