Banjir di Pekanbaru Picu Kritik, Sampah 'Berlipat-lipat’, Parit Tersumbat

Sabtu, 31 Mei 2025 | 21:36:09 WIB
Beberapa lokasi yang terkena banjir di Pekanbaru.

Pekanbaru,sorotkabar.com – Hujan deras yang melanda Kota Pekanbaru, Sabtu pagi (31/5/2025), kembali memicu banjir di sejumlah titik.

Salah satu kawasan terdampak paling parah adalah Jalan Paus dan sekitarnya, Jalan Dagang, Jalan Melur, hingga kawasan Nila.

Genangan air membuat aktivitas warga terganggu bahkan menyebabkan kendaraan mogok, seperti dialami seorang pengemudi ojek online yang bemper kendaraannya tergulung akibat kedalaman air.

Keluhan dan diskusi pun ramai di berbagai grup WhatsApp warga. Seperti Oji, warga jalan Cempedak menyayangkan banjir di jalan Paus, berbeda dengan Jalan Cempedak yang dekat dengan anak sungai, dranase bagus, makanya aspal bisa tahan puluhan tahun karena sistem drainasenya baik.

"Dekat anak sungai. Di Cempedak, parit besar dan dalam. Aspal jalan awet karena air tak menggenang," ujarnya.

Sementara itu, warga lainnnya, Yan Prana menilai perlu kerja cepat untuk mengatasi persoalan drainase di sepanjang Jalan Paus. Ia juga berharap persoalan ini mendapat perhatian serius dari Wali Kota Pekanbaru.

"Harus ada kerja cepat untuk parit sepanjang Jalan Paus. Ada dua anak sungai di sini. Semoga jadi perhatian serius Wali Kota ya," katanya.

Sejumlah warga lain seperti Novrizon Burman dan Atuk Kasih menyoroti peran dinas terkait.

Tiga dinas dinilai harus terlibat langsung, yaitu Dinas PU, Tata Kota, dan Kebersihan, bahkan jika banjir makin parah, Dinas Sosial juga diperlukan.

Sementara itu, warga lainnya, Ibnu Mas'ud menilai kesadaran masyarakat turut menjadi faktor penyebab.

Ia mencontohkan banyak warga yang membiarkan pasukan kuning bekerja membersihkan parit tanpa partisipasi, bahkan tanpa sekadar memberi air minum.

"Pasukan kuning masuk parit kotor, warga malah duduk ngopi di teras. Begitu hujan lebat, baru marah-marah ke Wali Kota," sindirnya.

Namun, ia juga tak menutup mata bahwa pasukan kuning pun dinilai tidak maksimal. Parit di depan rumahnya tak pernah dibersihkan lebih dari setahun, akibat proyek IPAL yang gagal.

Atuk Kasih menambahkan, penyebab banjir tidak tunggal. Mulai dari parit pembuangan yang sempit, lahan yang disemen sehingga tidak ada resapan, hingga intensitas curah hujan yang tinggi hingga berlipat-lipatnya sampah yang menyumbang saluran air.

"Ada tiga penyebab utama: parit sempit, halaman disemen semua, dan curah hujan lebat lebih satu jam," jelasnya.

Di tengah keluhan tersebut, sejumlah warga juga mendorong solusi konkret seperti gotong royong.

Beberapa mengusulkan agar RT dan RW berperan aktif menggerakkan masyarakat untuk membersihkan lingkungan.

Bahkan, ada usulan agar Wali Kota dan ASN Pemko turun langsung ikut gotong royong di lingkungan tempat tinggal mereka.

"Goro jangan tunggu hujan. Nanti masuk angin," canda Albert yang ikut dalam percakapan grup warga.

Hingga berita ini ditulis, hujan sudah mulai reda. Namun keluhan soal sampah yang tak diangkut dan parit yang tertutup masih menjadi pekerjaan rumah bersama, antara pemerintah dan masyarakat. (*) 
 

Terkini