Investasi Indonesia Terancam Premanisme, Keamanan Jadi Kunci!

Selasa, 13 Mei 2025 | 21:16:23 WIB
Ilustrasi. Keamanan dan infrastruktur menjadi faktor penting untuk menarik investasi ke Indonesia. Soal keamanan, aksi premanisme di kawasan industri jadi penghambat utamanya. (Freepik/Istimewa)

Jakarta, sorotkabar.com - Dua faktor mendasar penarik investasi Indonesia adalah kepastian keamanan dan infrastruktur.

Pemerintah harus memastikan kedua hal ini. Selain itu, perlunya memberantas premanisme sebagai wujud kehadiran negara.

"Intinya buat investasi, faktor infrastruktur dan keamanan itu mendasar sekali," ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Prof Telisa Aulia Falianty saat dihubungi Selasa (13/5/2025).

Telisa menjelaskan penurunan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Indonesia. Investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), menjadi komponen penting PMTB.

Salah satu penghambat pertumbuhan PMTB adalah maraknya premanisme di kawasan industri padat karya. Survei Telisa di Jawa Barat menunjukkan peningkatan praktik premanisme.

"Nah banyak cerita, saya juga kemarin survei ke kawasan-kawasan industri di Jawa Barat itu, banyak cerita aspek premanisme ini mulai meningkat," jelasnya.

Ia mencontohkan pungutan liar THR oleh ormas dan pemalakan distribusi operasional kawasan industri. Praktik premanisme ini mengganggu operasional kawasan industri. 

"Meminta THR yang tidak resmi seperti itu ya, untuk ormas-ormas gitu, tapi setengah mau maksa. Terus kemudian ada proses penurunan barang yang terhambat dan sebagainya. Jadi itu sangat mengganggu operasional dari kawasan industri," lanjutnya.

Telisa mendesak kehadiran Presiden Prabowo melalui aparat. Ia mempertanyakan wibawa negara jika premanisme dibiarkan menghambat perekonomian. 

"Jadi menunjukkan bahwa negara, simbol negara itu masa kalah dengan premanisme kan. Jadi memang tantangan dari Pak Presiden dan aparatnya saat ini adalah untuk menunjukkan bahwa ini adalah negara hukum," tegasnya.

Menurutnya, pemerintah wajib menjamin keamanan pelaku usaha. Kegagalan dalam hal ini akan menjadi preseden buruk bagi iklim investasi Indonesia yang tengah tertekan oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. 

"Nah ini tentu akan menjadi preseden buruk ya di tengah investasi kita yang sedang bermasalah dari sisi pertumbuhan ekonomi kita yang melemah, dan daya beli masyarakat gitu kan. Nah terus kemudian ada masalah di premanisme ini," ucap Telisa.

Keamanan berusaha adalah kebutuhan dasar, terutama di tengah ketatnya persaingan global. Negara harus peka terhadap isu mendasar ini. 

"Ini adalah sebetulnya hal dasar ya, keamanan berusaha itu sangat penting. Apalagi di tengah perang dagang dan perang yang sangat makin kompetitif untuk menarik investor. Nah jadi premanisme ini memang sangat-sangat wajib diselesaikan oleh pemerintah seperti itu," tambahnya.

Prof. Telisa berharap satgas terpadu penanganan premanisme dapat bekerja maksimal dan terkoordinasi. Tujuannya agar isu keamanan tidak lagi menghambat investasi di Indonesia. 

"Kita berharap satgas terpadu operasi penanganan premanisme ini bisa mengerjakan tugasnya dan saling berkoordinasi supaya masalah keamanan ini tidak lagi menjadi kendala dalam investasi di Indonesia dan bisa membantu meningkatkan iklim investasi di Indonesia," tutupnya.(*) 

Terkini