Bangkit Pasca Pandemi, Duniatex Rekrut 5.000 Karyawan Baru

Minggu, 04 Mei 2025 | 23:42:07 WIB
Aktivitas produksi pemintalan di pabrik Duniatex. (dok.duniatex group)

Jakarta,sorotkabar.com-  Perusahaan tekstil nasional, Duniatex, terus menunjukkan pemulihan kinerja pasca pandemi Covid-19. Sebagai bagian dari strategi kebangkitan bisnis, perusahaan menambah lebih dari 5.000 karyawan baru dalam dua tahun terakhir.

Langkah tersebut dilakukan melalui program rekrutmen terbuka yang difokuskan untuk mendukung lini produksi perusahaan. Penambahan tenaga kerja ini juga menjadi bukti keseriusan Duniatex dalam menjaga daya saing sekaligus mendorong pertumbuhan industri tekstil dalam negeri.

"Penambahan karyawan baru ini adalah bagian dari komitmen Duniatex untuk mendukung kebangkitan industri tekstil nasional dan menciptakan lapangan kerja," ujar Direktur Duniatex Group, Yohanes Hendrawan, dalam keterangan resmi, Minggu (4/5/2025).

Menurut Yohanes, saat ini jumlah total karyawan Duniatex Group mencapai sekitar 18.000 orang. Angka ini meningkat signifikan dibanding masa pandemi 2019–2022 yang hanya sekitar 13.000 orang.

Ia menjelaskan, selama pandemi perusahaan sempat melakukan pengurangan tenaga kerja akibat penurunan produksi dan hambatan distribusi yang menekan operasional. Namun, kini perusahaan secara bertahap bangkit dengan mengadopsi pembaruan teknologi demi menjaga kualitas dan daya saing produk di pasar lokal maupun global.

"Duniatex akan terus mengambil inisiatif dan melakukan berbagai inovasi, mengingat industri tekstil sangat strategis dan selalu menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja di Indonesia," jelasnya.

Duniatex kini dikenal sebagai pabrik pemintalan terbesar di Indonesia dengan kapasitas spindel yang telah melampaui dua juta unit. Dalam proses produksinya, perusahaan mengandalkan tiga teknik utama yaitu *ring spun*, *vortex*, dan *open end*.

Dengan kinerja yang mulai kembali stabil dan dukungan dari pemerintah serta mitra usaha, perusahaan berharap dapat terus berkontribusi terhadap penguatan industri manufaktur nasional dan pertumbuhan ekonomi secara lebih luas. (*) 
 

Terkini