Tarif Impor AS Naik, Industri di Riau Disarankan Segera Hilirisasi Produk

Selasa, 08 April 2025 | 23:18:28 WIB
Ilustrasi (net)

Pekanbaru,sorotkabar.com – Kalangan industri di Provinsi Riau disarankan untuk segera melakukan hilirisasi produknya, menyusul kebijakan Pemerintah Amerika Serikat yang berencana menaikkan tarif produk ekspor asal Indonesia hingga 32 persen.

"Industri di Riau harus segera melakukan hilirisasi produknya sehingga yang diekspor bukan lagi produk mentah, tetapi produk jadi yang memiliki nilai lebih tinggi," kata Ekonomi Senior Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, Selasa (8/4/2025).

Pernyataan ini dikemukakan Dahlan ketika dimintai pendapatnya terkait dampak potensial tarif Trump sebesar 32 persen terhadap ekspor produk Indonesia, khususnya bagi Provinsi Riau yang sangat bergantung pada sektor ekspor.

Menurut Dahlan, saat ini produk ekspor Riau cenderung masih produk intermediate, artinya belum sampai pada produk akhir. Dengan demikian, perlu peningkatan efisiensi dan kualitas produksi untuk mempertahankan daya saing meskipun terkena tarif.

"Dengan tarif sebelumnya, sebenarnya produk ekspor kita masih belum terlalu bersaing dibandingkan dengan negara lain, namun kita diuntungkan secara geografis bahan baku ada di Riau," kata Dahlan.

Selain melakukan hilirisasi terhadap produknya, pengusaha dan eksportir di Riau juga harus memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara non-AS, seperti Uni Eropa, Tiongkok, India, dan negara-negara ASEAN lainnya untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS.

Di sisi lain, tambah Dahlan, pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota juga diminta memberikan insentif pajak daerah atau kemudahan perizinan untuk membantu produsen bertahan menghadapi penurunan margin keuntungan.

Gubernur Riau Abdul Wahid, hari ini, menyatakan keprihatinannya terhadap kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang berencana menaikkan tarif impor produk asal Indonesia hingga 32 persen.

Menurutnya, kebijakan tersebut tak hanya mengganggu perekonomian nasional, tetapi juga bisa langsung memukul perekonomian daerah, terutama Riau yang menjadi salah satu penggerak ekspor nasional.

"Ini bukan isu kecil. Riau sangat bergantung pada ekspor.

Komoditas utama kita seperti sawit dan tekstil sangat rentan terhadap kebijakan perdagangan luar negeri,” ujarnya usai menghadiri rilis data ekonomi oleh BPS Riau, Selasa (8/4/2025).

Ia mencontohkan, Riau memiliki perusahaan besar seperti Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia.

Kebijakan kenaikan tarif tersebut diyakini akan berdampak langsung pada kinerja ekspor perusahaan-perusahaan besar di daerah. (*) 

Terkini