Israel Akui Salah Deteksi Hingga Bunuh 15 Paramedis dan Petugas Penyelamat Palestina

Minggu, 06 April 2025 | 22:21:41 WIB
PRCSVideo penyerangan paramedis oleh tentara Israel di Rafah, Jalur Gaza, pada 23 Maret 2025 lalu.

Tel Aviv,sorotkabar.com -- Pasukan Pertahanan Israel (IDF)mengakui bahwa laporan awal mereka tentang terbunuhnya 15 paramedis dan petugas penyelamat Palestina di Gaza tidak benar.

Demikian dilaporkan beberapa media pada Sabtu, mengutip temuan awal penyelidikan atas insiden tersebut seperti dilansir RT. 

Pada 23 Maret, sekelompok tentara di dekat Rafah menembaki konvoi ambulans Bulan Sabit Merah Palestina, mobil PBB, dan truk pemadam kebakaran dari Pertahanan Sipil Gaza.

IDF mengklaim pada saat itu bahwa konvoi tersebut melaju dalam kegelapan dengan lampu mati.

Namun pada Sabtu, New York Times merilis video ponsel yang membuktikan bahwa ambulans tersebut diberi tanda yang jelas dan lampu depannya dinyalakan. Paramedis tersebut juga mengenakan perlengkapan reflektif ketika mereka ditembaki di lingkungan Tel Sultan di Rafah.

Menurut NYT, seorang pejabat IDF mengatakan dalam sebuah pengarahan kepada wartawan pada hari itu bahwa para prajurit telah 'secara keliru' mengidentifikasi para penyelamat sebagai pejuang Hamas. Pejabat itu menambahkan bahwa insiden itu akan diperiksa secara menyeluruh dan mendalam.

Times of Israel mengutip temuan awal yang mengatakan bahwa IDF telah menyiapkan penyergapan di jalan sekitar pukul 4 pagi waktu setempat.

Sekitar setengah jam kemudian, sebuah kendaraan polisi Hamas melaju dan saling tembak dengan tentara, yang menewaskan satu militan dan menangkap dua lainnya.

Sekitar pukul 6 pagi, pasukan Israel melihat konvoi ambulans dan melepaskan tembakan. "Seorang operator pesawat nirawak pengintai sebelumnya memberi tahu mereka bahwa konvoi itu bergerak dengan cara yang mencurigakan," kata IDF.

IDF juga mengatakan bahwa setidaknya enam dari paramedis yang terbunuh diidentifikasi oleh pejabat intelijen sebagai anggota Hamas.

Bulan lalu, Israel melanjutkan serangan udara dan operasi darat terhadap Hamas di Gaza setelah kedua belah pihak gagal menyetujui penerapan fase kedua gencatan senjata yang ditengahi oleh AS, Mesir, dan Qatar pada Januari.(*) 
 

Terkini