Kapal Tanker Berbendera Kuwait Ngaku Dirampok di Perairan Batam

Rabu, 23 Oktober 2024 | 19:39:06 WIB
Foto: im Subdit Gakkum Ditpolairud Polda Kepri mengecek kapal yang tanker yang mengaku di perairan Batu Ampar.(Istimewa)

Batam, sorotkabar. com - Kapal tanker MT Al Derwazah berbendera Kuwait yang tengah melintas di perairan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengaku dirampok. Informasi perampokan itu disampaikan oleh Vessel Traffic Service (VTS) Batam pada dini hari tadi.

Dirpolairud Polda Kepri, Kombes Trisno Eko Santoso membenarkan informasi itu. Ia menyebut tim Subdit Gakkum Dirpolairud langsung menghampiri kapal tanker MT Al Derwazah yang berada di koordinat 1°13.745' N 103°58. 855' E untuk pengecekan.

"Sekitar pukul 01.00 WIB kami mendapat laporan Dari VTS Batam, anggota langsung bergerak ke posisi kapal tanker yang mengaku dirampok," kata Trisno, Rabu (23/10/2024).

Trisno menerangkan saat tiba di kapal MT Al Derwazah tim kapal Baharkam Polri sudah duluan berada di lokasi. Tim Subdit Gakkum langsung meminta keterangan ABK yang mengaku sebagai korban perampokan.

"Dari hasil wawancara ABK mengaku dirampok. Saat tim Dirpolairud Baharkam dan Polda Kepri tiba di atas kapal, ABK yang mengaku diikat sudah terbebas dan hanya menunjukkan tali yang menurut pengakuannya digunakan untuk mengikat ABK tersebut," ujarnya.

Dari keterangan ABK kapal itu, ada seorang pelaku yang menaiki kapal tersebut. Pelaku kemudian mengikat ABK kapal tersebut.

"Pengakuan ABK kapal dalam kondisi jalan. Tiba-tiba naik seorang pria lalu mengikat ABK tersebut," ujarnya.

Dalam keterangannya, korban mengaku pelaku merampas handphone jam tangan, dompet, dan kalung. Namun korban juga menolak untuk membuat laporan.

"Jadi kapal ini hanya melintas. Anggota juga telah meminta korban untuk membuat laporan, namun korban menolak dengan alasan hendak melanjutkan pelayaran ke tujuan. Karena yang bersangkutan tidak mau membuat laporan akhirnya kapal itu terus melakukan perjalanannya," ujarnya.

Trisno mengaku pihaknya agak kebingungan melakukan pengusutan dugaan perampokan kapal tersebut. Korban yang merupakan Chief Engineer juga menolak menunjukkan CCTV aksi perampokan.

"Kita juga mengalami kendala dalam pengungkapan laporan itu, korban menolak membuat laporan, kemudian mau diperiksa CCTV mereka juga menolak. Sehingga kita tidak bisa melanjutkan penyelidikan kasus tersebut," ujarnya.(*) 
 

Terkini