Belum Seminggu Menjabat, Wali Kota Meksiko Tewas Dibunuh

Senin, 07 Oktober 2024 | 15:32:31 WIB
Foto: Ilustrasi

Jakarta,sorotkabar.com - Seorang wali kota di Meksiko tewas dibunuh hanya kurang dari seminggu setelah dia mulai menjabat.

Pembunuhan yang terjadi di sebuah kota di Meksiko selatan pada Minggu (6/10) waktu setempat itu, merupakan serangan terbaru dalam serangkaian serangan terhadap politisi di negara Amerika Latin yang dilanda kekerasan tersebut.

Pembunuhan wali kota Chilpancingo, Alejandro Arcos "membuat kami marah," tulis gubernur negara bagian Guerrero, Evelyn Salgado di media sosial, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang pembunuhan tersebut.

Media lokal melaporkan bahwa Arcos dipenggal, tetapi belum ada konfirmasi resmi.
Arcos terpilih pada bulan Juni lalu mewakili koalisi oposisi yang mencakup Partai Revolusioner Institusional (PRI).

Partai tersebut mengutuk pembunuhannya sebagai "kejahatan pengecut" dan menyerukan keadilan.

"Cukup sudah kekerasan dan impunitas! Warga Guerrero tidak pantas hidup dalam ketakutan," tulisnya di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Senin (7/10/2024).

Pembunuhannya terjadi beberapa hari setelah pembunuhan pejabat kota lainnya, Francisco Tapia, menurut presiden PRI Alejandro Moreno.

"Mereka baru menjabat kurang dari seminggu. Pejabat-pejabat muda dan jujur yang menginginkan kemajuan bagi komunitas mereka," kata Moreno di X.

Guerrero, salah satu negara bagian termiskin di Meksiko, telah mengalami kekerasan selama bertahun-tahun, yang terkait dengan perang wilayah antara kartel yang memperebutkan kendali produksi dan perdagangan narkoba.

Tahun lalu, tercatat 1.890 kasus pembunuhan di negara bagian tersebut, yang merupakan rumah bagi kota resor tepi pantai Acapulco.

Di seluruh Meksiko, lebih dari 450.000 orang telah tewas dan puluhan ribu orang hilang dalam lingkaran kekerasan, sejak pemerintah mengerahkan tentara untuk memerangi perdagangan narkoba pada tahun 2006.
Politisi, khususnya di tingkat lokal, sering menjadi korban pertumpahan darah yang terkait dengan korupsi dan perdagangan narkoba bernilai miliaran dolar.

Menangani kekerasan kartel yang membuat pembunuhan dan penculikan menjadi kejadian sehari-hari di Meksiko, merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi Claudia Sheinbaum, presiden wanita pertama Meksiko.

Sheinbaum, mantan wali kota Mexico City yang dilantik menjadi presiden pada tanggal 1 Oktober, telah berjanji untuk tetap berpegang pada strategi "pelukan bukan peluru" dari pendahulunya, Andres Manuel Lopez Obrador dengan menggunakan kebijakan sosial untuk mengatasi kejahatan hingga ke akarnya.(*) 
 

Terkini