Masjid di Tepi Barat Dibakar Pemukim Israel

Jumat, 14 November 2025 | 19:53:54 WIB
Seorang anak laki-laki memeriksa mushaf Al-Quran yang terbakar di dalam masjid yang dibakar dan dirusak oleh pemukim Israel semalam, di kota Deir Istiya, Tepi Barat, Kamis, 13 November 2025.

Jenin,sorotkabar.com —  Militer Israel menyatakan bahwa pasukannya menewaskan dua tersangka militan di sebuah kota di Tepi Barat pada Kamis. Di saat bersamaan, pejabat Palestina menuduh para pemukim Israel membakar sebuah masjid di wilayah tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, kekerasan yang dilakukan pemukim Israel meningkat tajam di Tepi Barat. Situasi ini memicu kecaman internasional serta kritik dari internal militer dan pemerintah Israel sendiri.

“Beberapa saat yang lalu, tentara IDF yang beroperasi di dekat komunitas Karmei Zur menghabisi dua teroris yang sedang dalam perjalanan melakukan serangan,” tulis militer Israel dalam pernyataannya, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.

Otoritas Palestina juga belum menyampaikan detail tambahan terkait insiden itu.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina di Ramallah menuding pemukim Israel membakar Masjid Hajja Hamida di dekat kota Deir Istiya, wilayah Tepi Barat bagian utara.

“Tindakan ini jelas melanggar kesucian tempat ibadah dan mencerminkan rasisme yang mengakar, yang didorong oleh perlindungan pemerintah pendudukan,” kata kementerian tersebut.

Foto-foto AFP dari lokasi menunjukkan Al-Qur’an yang terbakar, dinding menghitam akibat asap, dan grafiti yang memenuhi tembok masjid.

Serangan pembakaran masjid terjadi sehari setelah Kepala Staf Militer Israel berjanji menghentikan kekerasan pemukim, menyusul rangkaian serangan yang menargetkan warga Palestina.

“Kami menyadari insiden kekerasan terbaru di mana warga sipil Israel menyerang warga Palestina dan Israel. Saya mengutuk keras tindakan tersebut,” ujar Letnan Jenderal Eyal Zamir.

“Tindakan itu bertentangan dengan nilai-nilai kami, melewati garis merah, dan mengalihkan fokus pasukan dari misi utama,” tambahnya.

Ia menegaskan komitmen untuk menindak pelaku hingga proses hukum ditegakkan.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967. Lebih dari 500.000 warga Israel kini tinggal di permukiman yang menurut hukum internasional seluruhnya berstatus ilegal.

Sebagian kecil pemukim terlibat aksi kekerasan terhadap warga Palestina, yang sering mengeluhkan minimnya penindakan oleh pasukan Israel.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) sebelumnya melaporkan bahwa Oktober 2025 menjadi bulan terburuk bagi kekerasan pemukim sejak pencatatan dimulai pada 2006, dengan sedikitnya 264 serangan yang menimbulkan korban jiwa atau kerusakan properti. Hampir tidak ada pelaku yang diproses oleh otoritas Israel.

Ketegangan di Tepi Barat meningkat sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 1.003 warga Palestina—termasuk militan—tewas di Tepi Barat akibat tindakan pasukan atau pemukim Israel sejak perang dimulai.

Pada periode yang sama, data resmi Israel mencatat 43 warga Israel, termasuk tentara, tewas akibat serangan Palestina di Tepi Barat.(*)

Halaman :

Terkini