Kemensos Gandeng TNI, Sekolah Rakyat Terapkan Disiplin Militer

Senin, 27 Oktober 2025 | 23:16:31 WIB
Ilustrasi siswa sekolah rakyat. (Antara/Fauzan)

Magelang,sorotkabar.com - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) akan memperketat pengawasan di seluruh sekolah rakyat (SR).

Langkah ini diambil menyusul munculnya kasus perundungan (bullying) di Sekolah Rakyat Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, beberapa hari terakhir.

“Kita sudah menduga akan ada hal-hal seperti ini. Karena itu, kita akan memperketat pengawasan, terutama agar wali asuh dan wali asrama bekerja secara maksimal melakukan pengawasan terhadap siswa,” ujar Agus Jabo di  Magelang, Jawa Tengah, Minggu (26/10/2025).

Sebagai langkah konkret, Kemensos akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat (TNI AD) untuk memperkuat pendidikan kedisiplinan di lingkungan sekolah rakyat.

“Sebentar lagi kita akan bekerja sama dengan TNI AD untuk mengajarkan mereka kedisiplinan, seperti bangun tidur pukul 03.30 pagi, baris-berbaris, dan pembinaan fisik. Jadi, tiga hal yang ditekankan adalah mental, fisik, dan disiplin,” ungkapnya.

Ia menilai anak-anak di sekolah rakyat merupakan anak-anak istimewa yang membutuhkan perhatian dan pembinaan khusus.

“Enggak apa-apa, memang anak-anak ini istimewa dan negara ingin menjadikan mereka lebih istimewa lagi. Kalau ada problem seperti ini, kita sudah mempersiapkan antisipasi-antisipasi,” katanya.

Agus Jabo menjelaskan, potensi masalah sosial di sekolah rakyat memang menjadi perhatian sejak awal.

“Kita paham bahwa anak-anak ini berasal dari keluarga miskin yang sebelumnya sulit mengakses pendidikan. Jadi kita juga sudah siap dengan berbagai kemungkinan, termasuk problem sosial seperti bullying,” ujarnya.

Untuk mencegah kasus serupa, Kemensos telah melakukan mitigasi dan pelatihan ulang (re-training) bagi kepala sekolah dan guru, dengan melibatkan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak.

“Kita juga menegaskan tidak boleh ada bullying, tidak boleh ada kekerasan fisik maupun verbal, tidak boleh ada pelecehan seksual, dan tidak boleh ada intoleransi,” tegasnya.

Menurut Agus Jabo, proses pembentukan karakter bagi anak-anak dari latar belakang rentan memang membutuhkan waktu.

“Mereka berasal dari lingkungan yang tidak mudah. Tapi dari banyak Sekolah Rakyat yang sudah berjalan, terbukti bahwa anak-anak ini mampu beradaptasi, disiplin, dan benar-benar ingin sekolah,” pungkasnya.

Sekolah rakyat merupakan program pendidikan gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga yang termasuk dalam desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yaitu kelompok masyarakat dengan kondisi ekonomi paling rentan.

Sekolah rakyat mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA dengan konsep boarding school (sekolah berasrama) yang memberikan pendidikan gratis dan berkualitas kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini diharapkan mampu memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan.(*) 
 

Terkini