Kota Jambi, sorotkabar. com- Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Jambi Hesnidar Haris memberikan pemahaman tentang pola belajar anak yang mengidap masalah gangguan belajar secara spesifik (Disleksia), dan mengajak semua pihak untuk menjadikan perhatian bersama.
“Disleksia bukan kekurangan, melainkan perbedaan cara belajar. Dengan pemahaman yang tepat, anak-anak disleksia dapat berprestasi seperti anak lainnya," katanya saat menjadi pembicara utama dalam kegiatan Talk Show di Jambi, Selasa.
Menurut Hesnidar, disleksia bukan tanda rendahnya kecerdasan anak, melainkan perbedaan cara kerja otak dalam menerima dan mengolah informasi. Anak-anak dengan disleksia harus mendapatkan dukungan dan pemahaman.
Saat ini, jumlah anak dengan disleksia di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 5 juta jiwa, angka yang bahkan lebih besar dari jumlah penduduk Provinsi Jambi.
Menurutnya, data tersebut menjadi pengingat penting bahwa isu kesulitan belajar spesifik harus menjadi perhatian bersama antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat.
Ia mengingatkan arti penting sosialisasi berjenjang dan berkelanjutan mengenai disleksia. Sosialisasi perlu dimulai dari lingkungan kampus, komunitas, hingga satuan pendidikan formal, seperti sekolah dasar dan menengah.
Dengan sosialisasi yang lebih luas, diharapkan masyarakat memiliki pemahaman yang benar mengenai disleksia, sehingga orang tua mampu menerima kondisi anak dengan sikap positif dan semangat mendampingi mereka untuk berkembang.(*)