Membangun Jalan Sei Tenayan Sebagai Akses Warga: Menebar Kebaikan yang Menghubungkan Kehidupan

Senin, 13 Oktober 2025 | 22:41:11 WIB

Oleh: Dr. Kalayo Hasibuan, M.Ed
Pegiat Sosial, Kemanusiaan & Lingkungan

Ketua Yayasan Anshor Putera Riau Sehati
Dosen Program Magister TBI Pascasarjana UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Jalan tidak hanya bentangan badan jalan atau aspal yang menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Namun bagi warga sekitar Sei Tenayan, keberadaan jalan akses yang layak adalah harapan baru yang mengubah ritme kehidupan: anak-anak bisa berangkat sekolah tanpa harus melewati lumpur, warga bisa membawa hasil panen ke pasar, dan masyarakat bisa menjangkau fasilitas kesehatan dengan lebih cepat.

Membangun jalan akses warga seperti di Sei Tenayan bukan sekadar urusan infrastruktur; melainkan suatu kerja kemanusiaan yang menebar nilai kebaikan—menyatukan manusia dengan kehidupan yang lebih layak, membuka ruang pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat ikatan sosial dan spiritual di tengah masyarakat.

Menghubungkan Manusia, Bukan Sekadar Wilayah

Di banyak daerah, jalan menjadi simbol keterhubungan yang menghapus keterisolasian, membangun rasa percaya diri, dan memperkuat hubungan sosial. Akses yang baik membuat anak-anak lebih rajin ke sekolah, warga yang sakit seperti ibu hamil bisa segera mendapat pertolongan medis, dan warga bisa lebih aktif berinteraksi.
Penelitian di berbagai negara berkembang menunjukkan bahwa peningkatan akses jalan berbanding lurus dengan meningkatnya kualitas hidup masyarakat. Sebuah studi di Ghana, misalnya, menemukan bahwa perbaikan jalan meningkatkan penggunaan fasilitas pendidikan dan kesehatan secara signifikan (Obala, 2014). Fenomena serupa juga terlihat di banyak desa Indonesia, di mana jalan desa menjadi pemicu pertama perubahan sosial.

Jalan yang Menggerakkan Ekonomi Rakyat

Jalan Sei Tenayan memiliki potensi besar dalam menggerakkan ekonomi lokal, yang merupakan akses menuju pusat pelayanan administrasi Publik pada Perkantoran Walikota, akses warga sekitar Kelurahan Bambu Kuning dan Kelurahan Industritenayan yang bekerja di Perkantoran Walikota, PT PLN Nusantara Power/PLTU Tenayan, PT MRPR/PLTG, PT GII, PT TRI PERKASA, CV BUDI TANI, dsb. Juga bagi warga yang nantinya membutuhkan pelayanan administrasi publik pada Kantor Kelurahan Industritenayan yang sedang dibangun – yang berjarak hanya sekitar 500 meter dari Jalan Sei Tenayan.

Akses yang baik akan memperlancar mobilitas hasil pertanian dan perdagangan kecil, menekan biaya transportasi, serta membuka peluang bagi tumbuhnya usaha baru di sepanjang jalur tersebut. Penelitian Bappenas (Sawitri, 2022) menegaskan bahwa pembangunan jalan di Indonesia berdampak langsung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah. Di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pembangunan jalan desa terbukti meningkatkan kesejahteraan warga dan memperluas lapangan kerja (Alam, 2023). Dengan demikian, setiap meter jalan yang dibangun di Sei Tenayan adalah investasi sosial jangka panjang yang manfaatnya akan dirasakan lintas generasi.

Membangun Tanpa Merusak Alam

Pembangunan yang baik tidak harus bertentangan dengan kelestarian lingkungan. Jalan yang ramah alam bisa diwujudkan melalui konsep green infrastructure—yakni membangun dengan memperhatikan drainase, konservasi vegetasi, dan penggunaan material daur ulang.

Jika dirancang dengan bijak, jalan di Sei Tenayan tidak hanya membuka akses, tetapi juga mendukung keseimbangan ekosistem. Vegetasi di tepi jalan dapat menahan erosi, sementara sistem drainase alami mampu mencegah banjir. Prinsipnya sederhana: jalan yang baik adalah jalan yang tidak melukai alam.

Gotong Royong dan Partisipasi: Jiwa dari Sebuah Jalan

Nilai kebaikan dalam membangun jalan tidak hanya diukur dari fisiknya, tetapi dari semangat yang menyertainya. Pembangunan jalan Sei Tenayan yang melibatkan warga, tokoh masyarakat, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitarnya dan lembaga sosial seperti Yayasan Anshor Putera Riau Sehati menjadi bukti bahwa pembangunan sejati lahir dari kebersamaan.

Partisipasi warga dalam proses pembangunan membuat mereka merasa memiliki. Ketika masyarakat ikut menanam pohon di tepi jalan, membersihkan parit, atau mengawasi pekerjaan, mereka tidak hanya membangun infrastruktur, tapi juga memperkuat ikatan sosial dan tanggung jawab kolektif. Gotong royong semacam ini adalah nilai luhur bangsa yang perlu terus dihidupkan.

Dimensi Spiritual: Jalan Sebagai Amal Jariyah

Ada nilai yang lebih dalam dari sekadar pembangunan fisik—nilai spiritual. Dalam pandangan Islam, memudahkan perjalanan orang lain adalah bentuk sedekah. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa menyingkirkan sesuatu yang berbahaya dari jalan, maka itu adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Apalagi membangun jalan yang akan dilalui oleh banyak orang, yang setiap harinya memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat. Itu adalah amal jariyah—kebaikan yang pahalanya terus mengalir selama jalan itu digunakan. Dengan perspektif ini, setiap pekerja, donatur, dan relawan yang terlibat dalam pembangunan jalan Sei Tenayan sesungguhnya sedang menanam kebaikan yang tidak akan lekang oleh waktu.

Menutup Kesenjangan, Membuka Harapan

Pembangunan jalan Sei Tenayan bukan hanya membuka akses menuju pelayanan administrasi publik Perwantoran Wali Kota Pekanbaru, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih adil dan sejahtera. Hal ini menutup jurang antara mereka yang terpinggirkan dengan pusat pembangunan, menghadirkan pemerataan yang selama ini diidamkan.

Ketika jalan selesai dibangun, yang sebenarnya tercipta bukan sekadar jalur transportasi, melainkan jalur harapan. Harapan bagi anak-anak yang ingin menggapai mimpi, bagi petani yang ingin hidup lebih baik, dan bagi masyarakat yang ingin merasa diperhatikan oleh Negara melalui Pemko Pekanbaru

Penutup

Jalan Sei Tenayan adalah contoh nyata bahwa pembangunan bisa menjadi ladang kebaikan jika dijalankan dengan hati dan niat tulus. Ia bukan hanya penghubung antara tempat, tetapi juga penghubung antara manusia, kepedulian, dan nilai kemanusiaan. Setiap langkah kaki yang melintasi jalan itu adalah doa. Setiap roda yang berputar adalah tanda bahwa kebaikan masih berjalan di negeri ini. Maka, selama masih ada jalan yang perlu dibuka, semangat kebaikan itu tidak boleh berhenti.

Referensi:
1. Obala, L. M. (2014). Impact of Improved Road Accessibility on the Use of Social  Infrastructure in Nkoranza District, Ghana. University of Nairobi.

2. Sawitri, D. (2022). The Contribution of Road Construction on Regional Economic Development in Indonesia. Jurnal Perencanaan Pembangunan Bappenas.

3. Alam, W. M. (2023). The Influence of Road Infrastructure Development on Improving the Welfare of the People of Wajo Regency. Formosa Journal of Applied Sciences.

4. Sukmadi, Y. (2021). Policy of Sustainability for Indonesian Road Development. HPJI Journal of Infrastructure Engineering.

Terkini