Pekanbaru, sorotkabar. com - Kenaikan harga sembilan bahan pokok terutama komoditas cabai merah belakangan dikeluhkan masyarakat, pasalnya kenaikan sangat signifikan dibandingkan harga normal yakni mencapai Rp100-110 ribu per kilogram.
Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Davit Marihot Silaban menilai, kondisi ini menunjukkan perlunya langkah konkret baik untuk jangka panjang maupun langkah kongkrit jangka pendek yang dilakukan Pemko Pekanbaru untuk membantu petani lokal agar mampu meningkatkan produksi.
"Dinas Pertanian harus kerja keras. Petani-petani cabai di Pekanbaru ini perlu dirawat dan didukung. Pemerintah harus menyiapkan bibit dan pupuk untuk mereka, karena dari bibit itu nanti akan tumbuh hasil panen yang bisa menekan harga di pasar," ujar Davit, Sabtu (11/10/2025).
Menurutnya, bantuan yang diberikan pemerintah tidak hanya sebatas angka di atas kertas. Ia mencontohkan, dana bantuan yang awalnya kecil jika dikelola dengan baik bisa memberikan dampak besar bagi sektor pertanian lokal.
"Yang kemarin misalnya Pemko ngasih Rp100 juta, itu akan berkembang bisa jadi Rp1 miliar. Yang produktif-produktif dan yang kreatif seperti itu, dibutuhkan dari Pemko. Baik dari Dinas Pertanian maupun Dinas Ketahanan Pangan," tegasnya.
Ia juga menilai persoalan harga cabai yang naik juga berkaitan dengan kondisi inflasi yang kini menjadi isu nasional. Ia menyebut, Pekanbaru termasuk daerah yang terdampak cukup signifikan.
"Inflasi ini sudah jadi berita nasional, dan Riau termasuk Pekanbaru di dalamnya ini sudah sangat krisis. Jadi dibutuhkan kreativitas dari pemerintah kota untuk benar-benar memahami dan berupaya agar inflasi ini bisa ditekan," katanya.
Dalam beberapa kasus pun, harga cabai naik juga disebabkan harga pupuk yang naik, untuk itu Politisi PDIP ini menegaskan adanya pupuk subsidi dari pemerintah kepada petani-petani lokal Pekanbaru.
"Harusnya ada pupuk subsidi, namun perlu pengawasan dan penyaluran pupuk subsidi yang tepat sasaran, agar benar-benar dapat dinikmati oleh petani-petani kita," pungkasnya.(*)