Jakarta, sorotkabar. com - Diplomasi ekonomi yang akan dilakukan Kementerian Transmigrasi di China akan difokuskan pada percepatan pembangunan kewilayahan, termasuk di Papua.
Langkah ini bertujuan agar menghadirkan pembangunan merata di berbagai wilayah.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara saat menyampaikan sambutan balasan, dalam Farewell Dinner pada Jumat, (10/10) yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Indonesia untuk melepaskan rombongan Kementerian Transmigrasi yang akan memenuhi undangan berkunjung ke Cina.
"Kita ingin, konsennya Pak Presiden kan membangun kesejahteraan Papua dan beberapa hari lalu baru saja dibentuk Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan khusus Papua.
Kita ingin membawa lebih banyak investor dari Cina, dari negara- negara sahabat ke Papua sehingga nanti di Papua bisa dilakukan industrialisasi untuk membuka lebih banyak lapangan kerja," kata Iftitah dalam keterangan tertulis, Minggu (12/10/2025).
Dia mengatakan langkah ini sejalan dengan transformasi Kementerian Transmigrasi menjadi institusi yang lebih produktif dan mandiri, sehingga Kementerian Transmigrasi tidak hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetapi juga aktif membuka peluang kerja sama dengan investor dalam dan luar negeri.
Iftitah memaparkan Papua menjadi prioritas utama dalam kerja sama investasi ini.
Salah satu rencana konkretnya mendatangkan investor China untuk mendukung industrialisasi di Papua serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
"Beberapa waktu lalu kami sudah mengadakan IPT (Izin Pelaksanaan Transmigrasi) Investment Forum untuk menarik investor ke kawasan transmigrasi.
Kini kami ingin memperluas kerja sama dengan Tiongkok, khususnya di Papua," tuturnya.
Sebagai bagian dari persiapan, Kementerian Transmigrasi saat ini sedang melatih 300 calon Komponen Cadangan (Komcad). Dari jumlah tersebut tercatat ada 1 pleton (sekitar 30-50 personel) yang berasal dari Papua.
"Ada satu pleton yang dari Papua, saya tadi sampaikan sama beliau (Dubes RRT) boleh nggak kita kerja sama, saya disiapkan satu guru bahasa Cina.
Sehingga nanti mungkin setiap malam kita bisa latih orang dari Papua bahasa Cina. Jadi kalau misalkan ada investor, ada pertukaran itu bisa mereka lebih menjadi tempatan.
Dan beliau juga tadi, Pak Dubes akan mendalami rencana untuk para warga transmigran Papua ini diberikan kesempatan juga untuk visit ke Cina untuk melihat seperti apa industrialisasi di sana," tutupnya.(*)