Rupiah Menguat ke Rp 16.771 per Dolar AS pada Penutupan 2025

Rupiah Menguat ke Rp 16.771 per Dolar AS pada Penutupan 2025
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023). Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak menguat di pasar spot pada Selasa (21/11/2023). Melansir data Bloomberg, pukul

Jakarta,sorotkabar.com — Rupiah pada Selasa (30/12/2025) sore ditutup menguat 17 poin atau sekitar 0,10 persen ke level Rp16.771 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.787. Analis mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah terjadi di tengah sentimen pasar yang masih dibayangi ketidakpastian global.

Menurut dia, sepanjang 2025 perekonomian Indonesia berada dalam fase yang cukup menantang seiring meningkatnya tensi geopolitik, ketidakpastian global, serta dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

"Kondisi tersebut sempat menekan kepercayaan pelaku pasar dan memicu kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025," kata Ibrahim di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan perlambatan global terjadi di tengah penyesuaian konsumsi, moderasi kinerja ekspor, serta ketidakpastian yang masih tinggi.

Bahkan, sejumlah lembaga internasional sempat memperingatkan potensi perlambatan ekonomi yang lebih dalam akibat gangguan rantai perdagangan global.

Meski demikian, Ibrahim menilai ekonomi Indonesia terbukti relatif tangguh.

Pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan di atas 5 persen menunjukkan bahwa fundamental domestik masih cukup kuat.

Konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama, ditambah dengan aktivitas investasi yang masih tumbuh relatif tinggi.

"Ketahanan ini turut diperkuat oleh bauran kebijakan fiskal dan moneter yang menjaga stabilitas makroekonomi. Sekaligus menegaskan keberlanjutan pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi," ujarnya.

Sementara, dari sisi global tekanan terhadap aset berisiko masih cukup besar.

Ketegangan geopolitik kembali meningkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Moskow akan merevisi posisi negosiasi terkait Ukraina, menyusul dugaan serangan pesawat tak berawak terhadap kediamannya.(*)

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index