Warga Keluhkan Bau Limbah Diduga dari SPPG, Ini Temuan DLH

Warga Keluhkan Bau Limbah Diduga dari SPPG, Ini Temuan DLH
Ilustrasi: SorotKabar.com

Cirebon,sorotkabar.com -Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon telah turun ke lapangan menyikapi keluhan warga RW 12 Karya Bhakti, Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti soal bau menyengat di saluran drainase. Bau itu diduga berasal dari limbah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di lingkungan mereka. Hasilnya, DLH menemukan masih adanya air limbah dari dapur MBG Rajawali SPPG Harjamukti.

“Kami menemukan masih terdapat aliran air limbah yang mengalir ke saluran umum tanpa melalui proses pengolahan yang sesuai standar,” ujar Kepala Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan Hidup, DLH Kota Cirebon, Andi Riskiyanto, Rabu (1/10/2025).

Hal itulah yang menimbulkan bau tak sedap di saluran drainase atau selokan yang dikeluhkan warga. Andi mengatakan, pihak SPPG sudah berusaha mengelola limbah yang mereka hasilkan dengan membuat bak penampungan. Namun, cara itu belum maksimal mengatasi keluhan warga. Pihak SPPG pun telah menyatakan kesiapannya membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Sementara itu, Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Pertama DLH Kota Cirebon, Dinarlianti, menerangkan, SPPG Harjamukti telah memiliki empat bak pengendapan. Namun, air limbahnya lebih banyak dari kapasitas baknya. “Jadi belum mencukupi,” katanya.

Dinarlianti mengakui, pihak SPPG pun rutin melakukan penyedotan. Namun, dibutuhkan biaya operasional yang tinggi. “Jadi kami arahkan agar dilakukan pengujian karakteristik limbahnya terlebih dulu,” kata Dinar.

Berdasarkan Permen LH Nomor 11 Tahun 2025 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik, disebutkan bahwa limbah yang mengandung minyak dan lemak harus diproses melalui beberapa tahap. Mulai dari grease trap, bak ekualisasi, bak aerobic hingga desinfeksi dan filtrasi. “Jika limbah diolah sesuai standar, hasilnya akan memenuhi baku mutu dan aman dibuang ke lingkungan,” katanya.

Sementara itu, perwakilan Yayasan Pesarean Buyut Kilayaman, Deni mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengambil sampel limbah untuk dilakukan uji laboratorium. “Setelah hasilnya keluar, baru kami bisa menentukan skema pengolahan sesuai arahan DLH,” kata Deni.

Deni menyatakan, operasional MBG hingga kini masih berjalan. Namun dengan catatan tidak ada limbah yang keluar ke lingkungan sebelum diolah terlebih dulu.(*)

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index