Media Rusia: Konflik Militer dengan Iran Selanjutnya akan Jadi Akhir Bagi Israel

Selasa, 01 Juli 2025 | 20:48:18 WIB
Tentara Israel dan tim penyelamat mencari korban di tengah reruntuhan bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan rudal Iran di Beersheba, Israel, Selasa (24/6/2025). Gelombang serangan rudal Iran menghantam kota Beersheba, Israel. Sejumlah bangun

Moskow, sorotkabar.com - Konflik militer Iran berikutnya dengan Israel diyakini akan menjadi yang 'terakhir' bagi rezim Zionis itu.

Teheran kini memahami titik lemah musuh bebuyutannya. Demikian menurut sumber anonim di Republik Islam itu mengatakan kepada media Rusia, RT.

Sumber itu juga mengeklaim bahwa Iran masih memiliki banyak rudal canggih dalam persediaannya, yang dapat menembus pertahanan udara Israel.

Israel menyerang Iran awal bulan ini, menuduh bahwa Teheran hampir menyelesaikan bom nuklir. Selain menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, serangan udara IDF menewaskan ratusan orang dan sejumlah komandan militer senior serta ilmuwan yang diyakini terlibat dalam program nuklir negara itu.

Pada 22 Juni, AS bergabung dalam kampanye pengeboman dengan menyerang tiga lokasi nuklir Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan Fordow.

Teheran, yang telah membantah mengejar program nuklir militer, membalas dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal kamikaze. Rudal-rudal itu menyerang wilayah Israel dan Pangkalan Udara Al Udeid AS di Qatar. Perang 12 hari itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi AS yang sejauh ini masih terus berlaku.

"Iran akan menjadikan perang berikutnya dengan Israel sebagai perang terakhirnya," demikian sumber informasi di Teheran menghubungi RT pada Senin (1/7/2025). 

Orang yang tidak disebutkan namanya itu menyatakan bahwa selama eskalasi terbaru dengan negara Yahudi ini, Iran telah menemukan titik lemah rezim [Israel].

Sumber itu selanjutnya mengeklaim bahwa Republik Islam itu masih memiliki puluhan ribu rudal generasi baru, dan akan menembakkan sedikitnya ratusan rudal ke Israel setiap hari jika terjadi konfrontasi militer baru.

Menurut sumber itu, otoritas Iran memiliki dukungan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya dari penduduk di dalam negeri, serta warga Iran yang tinggal di luar negeri. Ini merupakan kesempatan bersejarah untuk menetralisir ancaman rezim Israel secara permanen.

Mereka menegaskan bahwa meskipun para pemimpin Republik Islam itu sangat menyadari fakta bahwa AS kemungkinan akan datang menyelamatkan Israel, Teheran akan mengatasi tantangan ini.

Mengomentari serangan balasan Iran terhadap Israel dan AS, Pemimpin Tertinggi negara itu Ayatollah Ali Khamenei menyebut bahwa respons militer Teheran telah secara praktis melumpuhkan dan menghancurkan Zionis.

Menurut ulama senior tersebut, rezim Zionis akan [telah] hancur total, jika bukan karena intervensi AS.

Dalam beberapa hari terakhir, Presiden AS Donald Trump telah mengancam Iran dengan lebih banyak serangan jika Washington menyimpulkan bahwa Iran terus melanjutkan program nuklirnya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tidak mengesampingkan kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap Iran.

Serangan lanjutan

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi menyatakan Iran ragu Israel akan mematuhi gencatan senjata yang mengakhiri agresinya terhadap negara itu. Ia menegaskan Republik Islam Iran siap sepenuhnya untuk memberikan tanggapan yang tegas jika Israel kembali menyerang.

Mayor Jenderal Mousavi menyampaikan pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman. Keduanya membahas perang 12 hari yang dikobarkan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat.

“Iran sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan yang tegas jika rezim Israel memperbarui agresi, dan memiliki keraguan serius tentang komitmen musuh terhadap kewajibannya, termasuk gencatan senjata,” kata komandan militer tertinggi tersebut dilansir laman IRNA, Senin (30/6/2025). 

Iran menyatakan bahwa agresi AS-Israel terjadi meskipun Teheran telah melakukan 'pengekangan' terhadap program nuklir mereka. Serangan juga terjadi saat  negosiasi tidak langsung dengan Washington sedang berlangsung.

“Kedua rezim ini tidak menunjukkan komitmen terhadap aturan atau norma internasional apa pun, dan ini terbukti kepada dunia selama perang 12 hari yang dipaksakan,” katanya.

“Kami bukanlah pihak yang memulai perang, tetapi kami menanggapi agresor dengan kekuatan penuh.

Dan karena kami sangat meragukan komitmen musuh terhadap kewajibannya, termasuk gencatan senjata, kami sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan tegas jika terjadi agresi berulang,” kata Mayor Jenderal Mousavi.

Menteri Pertahanan Saudi, pada bagiannya, mengatakan bahwa pemerintah Saudi tidak hanya mengutuk tindakan agresi tetapi juga melakukan upaya signifikan untuk mengakhiri perang.

Ia menyampaikan belasungkawa atas kematian beberapa komandan senior Iran, yang dibunuh oleh serangan Israel.

Kedua belah pihak juga menekankan perlunya konsultasi berkelanjutan untuk mengembangkan hubungan bilateral dan untuk membantu membangun keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut, menggarisbawahi peran Iran dan Arab Saudi dalam mencapai tujuan ini.(*) 
 

Terkini