Kerusuhan di PT SSL Siak, Belasan Fasilitas dan Kendaraan Dibakar Warga

Jumat, 13 Juni 2025 | 20:44:43 WIB
Kerusuhan melanda PT SSL di Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau, Kamis (11/6/2025). Belasan tempat tinggal atau mess perusahaan dan kantor serta kendaraan dibakar.

Siak, sorotkabar.com - Kerusuhan hebat terjadi di lingkungan operasional PT Seraya Sumber Lestari (SSL) di Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau, pada Kamis (11/6/2025).

Aksi massa yang dipicu konflik lahan ini menyebabkan belasan fasilitas perusahaan dibakar, termasuk mess karyawan, kantor, dan kendaraan operasional.

Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy Putra mengungkapkan bahwa kerusakan yang terjadi tergolong parah. Berdasarkan data sementara, kerusuhan mengakibatkan 15 unit kendaraan, tiga bangunan rumah, 15 kamar mess karyawan, lima kantor, serta satu klinik perusahaan mengalami kebakaran dan kerusakan serius.

“Kami memahami adanya kekecewaan masyarakat, namun aksi anarkistis tidak akan menyelesaikan persoalan. Kami mengimbau semua pihak untuk menempuh jalur hukum dan mediasi resmi. Polres Siak siap mengawal proses penyelesaian secara adil dan terbuka,” ujar AKBP Eka, Kamis (12/6/2025).

Bupati Siak: Konflik Harus Diselesaikan Secara Hukum
Bupati Siak, Afni, menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk memediasi konflik ini selama prosesnya mengikuti ketentuan hukum yang berlaku. Ia juga menegaskan bahwa tindakan kekerasan atau perusakan fasilitas tidak bisa dibenarkan.

“Kami siap memfasilitasi mediasi antara masyarakat dan pihak PT SSL. Namun, tindakan merusak tidak bisa ditoleransi karena telah melanggar hukum,” tegas Afni.

Akar Masalah: Konflik Lahan dan Ketegangan yang Memuncak
Kerusuhan bermula dari sengketa lahan antara warga Kampung Tumang dan PT SSL, perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan bahan baku industri kertas. Warga mengklaim lahan yang telah mereka tanami kelapa sawit secara turun-temurun dicabut sepihak oleh pihak perusahaan.

Upaya warga untuk menemui manajemen perusahaan guna menyampaikan keberatan tidak membuahkan hasil.

Kekecewaan memuncak dan berujung pada aksi massa yang merusak berbagai fasilitas, termasuk kantor, rumah dinas, pos penjagaan, mess karyawan, serta kendaraan operasional milik perusahaan.

Saat ini, situasi mulai kondusif meskipun aparat kepolisian masih bersiaga di lokasi untuk mencegah konflik susulan. Proses investigasi dan pendataan kerugian masih terus berlangsung.(*)
 

Terkini