Warga RI Paling Banyak 'Makan' Plastik

Minggu, 04 Agustus 2024 | 19:15:29 WIB
Foto : ilustrasi (cnbcindonesia)

JAKARTA, sorotkabar.com - Masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi mikroplastik dari makanan sekitar 15 gram per bulan.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science & Technology.

Selain Indonesia, negara tetangga seperti Malaysia, dan Filipina juga menduduki peringkat teratas dalam daftar konsumsi mikroplastik.

Lantas, dari mana asal plastik yang tertelan ke dalam tubuh kita?

Berikut adalah produk teratas yang harus dihindari untuk mengurangi paparan mikroplastik, seperti dilansir Euro News:

1. Gelas kertas

Menggunakan gelas kertas untuk minuman panas dapat menyebabkan pelepasan berbagai bahan kimia, termasuk fluorida, klorida, sulfat, dan nitrat. Hal ini terungkap dalam penelitian tahun 2021 yang diterbitkan dalam Journal of Hazardous Materials.

Memilih tempat minum kedap udara dan tahan karat adalah pilihan tepat. Tempat minum kedap udara juga dapat digunakan kembali, sehingga tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga mengurangi paparan mikroplastik.

2. Teh celup

Anehnya, banyak kantong teh dibuat dari plastik polipropilen yang tidak ramah lingkungan, dan bahkan kantong teh kertas pun dapat mengandung sisa plastik di lapisan penutupnya.

Pada tahun 2023, penelitian yang diterbitkan oleh Dow University of Health Sciences menunjukkan bagaimana air panas yang digunakan untuk menyeduh teh dapat melepaskan jutaan mikroplastik dari kantong teh. Studi ini mengungkapkan bahwa satu cangkir teh dapat mengandung hingga 3,1 miliar nanoplastik akibat kantong teh tersebut.

Kantong teh disebut mengandung zat berbahaya, termasuk senyawa fluor, arsenik, garam radium, aluminium, tembaga, timbal, merkuri, kadmium, barium, dan nitrat.

Ada banyak alternatif yang ramah lingkungan untuk menyeduh teh, seperti menggunakan teko besi atau saringan logam. Koalisi Polusi Plastik merekomendasikan penggunaan kantong teh katun atau menyaring teh melalui linen organik.

3. Wadah es batu plastik

Sama seperti mikroplastik yang ditemukan dalam air kemasan, wadah es batu plastik juga dapat menyebabkan kontaminasi.

Meskipun penelitian mengenai hal ini masih sedikit, pembekuan plastik dapat menyebabkan mikroplastik larut ke dalam air, mirip dengan pro yases yang terjadi pada plastik yang dipanaskan, menurut seorang profesor yang diwawancarai oleh Health Central.

Dalam beberapa tahun terakhir, pilihan yang lebih ramah lingkungan menjadi populer seperti wadah es batu baja tahan karat. Wadah es batu silikon dipromosikan sebagai alternatif berkelanjutan yang dianggap lebih sehat.

4. Wadah makanan yang dapat dipanaskan dengan microwave

Produk plastik yang diberi label 'aman untuk microwave' dapat melepaskan sejumlah besar mikroplastik ke dalam makanan saat dipanaskan.

Sebuah studi pada tahun 2023 yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Nebraska-Lincoln menemukan hingga 4 juta mikroplastik per sentimeter persegi dalam makanan bayi kemasan plastik tertentu yang 'aman untuk microwave'.

Sebaiknya hindari produk yang dikemas dengan ftalat, stirena, dan bisfenol, yang merupakan jenis bahan kimia yang terkait dengan berbagai plastik, menurut sebuah makalah dari The American Academy of Pediatrics.

5. Talenan plastik dapat memindahkan mikroplastik ke makanan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Chemical Society (ACS), talenan plastik dapat membuat manusia terpapar hingga 79,4 juta mikroplastik polipropilena atau sejenis polimer plastik setiap tahunnya. Artinya, penggunaan talenan plastik berpotensi meningkatkan perpindahan mikroplastik ke makanan.

Talenan kaca tahan banting adalah alternatif terjangkau yang mudah dibersihkan dan biasanya bebas mikroplastik. Beberapa merek juga menawarkan talenan bebas plastik yang terbuat dari serat kertas yang tahan lama.***





 

Terkini