Pekanbaru,sorotkabar.com - Provinsi Riau mencatatkan diri sebagai wilayah dengan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terluas di Indonesia.
Data per 22 April 2025 menunjukkan bahwa areal yang terbakar di Riau mencapai 636,06 hektare. Kondisi ini mendorong Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq untuk turun langsung melakukan konsolidasi.
Konsolidasi kesiapsiagaan personel dan peralatan pengendalian Karhutla digelar di Pekanbaru, Sabtu (10/5/2025). Menteri LH menekankan pentingnya pengecekan kesiapan sumber daya manusia, peralatan, organisasi, dan tata laksana di tingkat provinsi, kabupaten, serta perusahaan yang tergabung dalam Gapki.
"Data kami sampai hari ini maka Riau jumlah luas kebakarannya mencapai 600-an hektare, ini paling luas di Indonesia," kata Hanif Faisol.
Lebih lanjut, Faisol menjelaskan bahwa Karhutla menjadi penyumbang emisi terbesar di Indonesia, terutama di Riau yang memiliki wilayah gambut yang luas.
Meski demikian, ia bersyukur upaya penekanan angka Karhutla berkorelasi positif dengan penurunan emisi gas rumah kaca.
"Kebakaran hutan dan lahan bersifat dinamis dan berbeda-beda setiap tahunnya," jelasnya.
Dengan total luas lahan mencapai 8 juta hektare, Riau memiliki 4 juta hektare perkebunan sawit. Menteri LH menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memastikan kesiapan pelaku usaha dan pemerintah kabupaten dalam pencegahan Karhutla. Langkah represif penegakan hukum juga akan diambil sesuai amanat undang-undang.
"Sesuai dengan yang diamanatkan undang-undang, kami juga akan melakukan langkah represif law enforcement untuk menjamin bahwa kebakaran hutan ini bisa kita tekanan minimal mungkin," tegasnya.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengidentifikasi delapan provinsi sebagai area rawan kebakaran kebun kelapa sawit, termasuk Riau.
"Riau merupakan krusial dan penting dan merupakan salah satu propinsi yang paling tinggi status (kebakaran) lahannya. Luas kebakaran secara nasional masih berada di Riau sebagai nomor satu," ungkap Hanif Faisol.
Gubernur Riau Abdul Wahid mengakui bahwa Karhutla menjadi masalah tahunan di Riau, dengan kejadian terparah pada tahun 2016 dan 2019. Upaya edukasi masyarakat terkait pencegahan Karhutla menjadi prioritas.
"Yang paling penting adalah kita mengedukasi masyarakat bagaimana mengantisipasi dan mencegah Karhutla. Kami sebelumnya sudah menetapkan status siaga Karhutla pada bulan April lalu," kata Abdul Wahid.
Mengingat sebagian besar lahan di Riau adalah lahan gambut, Abdul Wahid menekankan pentingnya pencegahan Karhutla. "Mencegah lebih baik dari pada menanggulangi," tuturnya.(*)